Pikiranmerdeka.com,BOGOR – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, S. Sos., M.M. mengapresiasi para pegawai di lingkungan BNPB atas capaian yang telah berhasil digapai oleh BNPB.
Hal itu diungkapnya saat memberikan arahan kepada seluruh pegawai BNPB dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke 16 BNPB yang dihelat di Gedung INA DRTG Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (27/1/2024).
Keberhasilan BNPB dalam mendapatkan bermacam-macam penghargaan maupun capaian kinerja dalam penanganan bencana tidak luput dari kerja keras seluruh pegawai yang ada saat ini maupun pegawai yang telah terlibat sejak berdirinya BNPB 26 Januari 2008.
“Capaian yang sudah dicapai ini bukan karena saya, semua adalah kerja kita semua, dari mulai pimpinan, pegawai sampai tukang bersih – bersih di toilet menjadi satu kesatuan utuh, karena itu dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas dedikasi dan dukungna yang telah diberikan, sehingga sampai saat ini BNPB dapat dibanggakan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Suharyanto.
“Kalian bekerja ngetik satu surat di kantor pusat atau di sini (Sentul) itu sangat berarti bagi keseluruhan BNPB”, tuturnya.
“Sampai sekarang BNPB dianggap salah satu institusi yang bisa dibanggakan, saya dua tahun lebih menjadi kepala BNPB, berulang kali ketemu Presiden, belum pernah mendapat koreksi dan teguran terkait pelaksanaan – pelaksanaan tugas BNPB,” imbuh Suharyanto.
Suharyanto yang menjabat Kepala BNPB sejak November 2021, tak lupa ucapkan apresiasi pada Kepala BNPB dari sejak awal berdirinya BNPB. Setiap kepemimpinan Kepala BNPB, selalu memberikan kesan baik dan terbaik dalam penanganan bencana.
“Kepala BNPB yang pertama periode 2008 sampai 2015, Bapak Mayjen TNI Purnawirawan Syamsul Maarif dan jajarannya telah membesarkan BNPB mulai dari bayi, belajar berjalan, hingga bisa berlari dan dikenal masyarakat. Yang kedua Kepala BNPB Laksamana Muda TNI Purnawirawan Willem Rampangilei pada periode 2015 hingga 2019, di masa beliau mengatasi krisis bencana yang paling kompleks pada saat gempa tsunami dan likuifaksi Palu terjadi tahun 2018, salah satu bencana yang sangat besar dan fenomenal,” kata Suharyanto.
“Ketiga Letjen TNI Purnawirawan Almarhum Doni Monardo kepala BNPB periode 2019 hingga 2021 menjadi Panglima Penanggulangan badai Covid-19, suatu krisis multidimensi yang mungkin belum pernah ada sebelumnya tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Yang keempat Kepala BNPB periode 2021 Letjen TNI Purnawiran Ganip Warsito pada saat puncak kasus Covid varian Deta terjadi,” lanjutnya.
Capaian BNPB Tahun 2023
Adapun beberapa capaian BNPB pada tahun 2023 lalu, antara lain, opini wajar tanpa pengecualian yang ke 12 kalinya, kemudian Penghargaan atas Pengelolaan Keuangan yang dianggap baik oleh Menteri Keuangan, naiknya Indikator Reformasi Birokrasi dari 64,01 menjadi 77,12 yang mendorong kenaikan tunjangan kinerja BNPB dari 70 menjadi 80 persen.
Kemudian BNPB berhasil menyabet beberapa penghargaan lainnya, seperti Herudi Technical Committee Award atas peran dalam komite teknis pembinaan dan pengembangan standar nasional Indonesia. Berikutnya penghargaan Indeks Maturitas Tata Kelola Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian dari Badan Standarisasi Nasional.
BNPB menerima apresiasi Anugerah Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk kategori edukasi dan literasi kebencanaan. Terakhir, menerima penghargaan atas pengarusutamaan gender dalam kebencanaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Sementara itu pada tingkat internasional BNPB turut mengirimkan bantuan kemanusiaan internasional ke beberapa negara sahabat yang alami bencana berupa bantuan pangan dan non-pangan, personil dan juga dukungan pendanaaan. BNPB juga sukses menyenggarakan Latihan gabungan ASEAN ARDEX 2023.
Capaian dalam hal penanggulangan bencana di tahun 2023 yaitu dengan menurunnya jumlah lahan dan hutan yang terbakar, setelah upaya pencegahan yang dilakukan lebih cepat dan kolaborasi seluruh pihak.
“Paling bisa kita banggakan adalah penanganan kebakaran hutan dan lahan. El Nino tahun 2015 2,6 juta hektar yang terbakar, tahun 2019 1,6 juta hektar dan tahun 2023 600 ribu hektar, bedanya 1 juta hektar. Tahun 2023 tidak ada asap yang menyeberang ke negara tetangga,” ungkap Suharyanto.
“Kuncinya kolaborasi dan pencegahan. Kita lebih cepat duluan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, justru El Nino tahun 2023 lebih besar dari tahun 2019 tapi dampaknya lebih besar di tahun 2019. Alutsista dan biaya yang dikeluarkan pada tahun 2023 relative lebih kecil dibandingkan tahun 2019,” tambahnya. (Amhar)