https://pikiranmerdeka.com

Wujudkan Demokrasi

Ancaman Ramadhan Berdarah, Putin Undang Hamas

Feb 19, 2024

Penulis: Agusto Sulistio

Eskalasi konflik di wilayah Gaza, Palestina, terus meruncing dengan serangkaian peristiwa yang mengguncang dunia. Israel melakukan serangan yang dianggap membabi buta sebagai respons terhadap serbuan milisi Hamas ke Israel Selatan pada 7 Oktober 2023.

Korban terus bertambah, dan tuntutan untuk gencatan senjata di Gaza semakin menguat. Berikut adalah perkembangan terkini yang disusun oleh Tim The Activist Cyber dari berbagai sumber pada Senin, 19 Februari 2024.

Mahkamah Internasional (ICJ) akan membuka sesi dengar pendapat mengenai legalitas pendudukan Israel di wilayah Palestina selama 57 tahun. Ini terjadi di tengah serangan terbaru Israel di Gaza, menciptakan kekacauan di wilayah tersebut.

Fokus persidangan ini adalah pendudukan Israel di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur sejak tahun 1967. Palestina, yang ingin wilayah tersebut diakui sebagai negara merdeka, membawa kasus ini ke ICJ. Mereka menilai pendudukan Israel melanggar hukum internasional dengan mencaplok wilayah, merampas hak menentukan nasib sendiri, dan menerapkan diskriminasi rasial serta sistem apartheid.

“Pengadilan harus mempertimbangkan kata genosida dalam kasus ini, seperti yang terjadi di Afrika Selatan. Sekarang kami ingin mereka mempertimbangkan apartheid,” kata Omar Awadallah dari Kementerian Luar Negeri Palestina.

Tembok Misterius Mesir di Dekat Jalur Gaza

Mesir dilaporkan membangun tembok “misterius” di dekat Jalur Gaza, mempersiapkan diri menghadapi rencana serangan Israel yang ditargetkan kota perbatasan Rafah. Citra satelit menunjukkan pembangunan tembok sepanjang 3,5 kilometer di sebelah barat perbatasan Gaza.

Meskipun belum ada komentar resmi dari Mesir, pembangunan ini dianggap sebagai persiapan menghadapi eksodus massal pengungsi Palestina. Tembok tersebut disebut dapat menciptakan kawasan aman dan terisolasi di dekat perbatasan.

Pasukan AS melancarkan lima serangan ke kelompok pemberontak Houthi di Yaman, menargetkan sistem senjata mereka. Serangan ini merupakan respons terhadap serangkaian aksi Houthi yang dianggap sebagai ancaman terhadap jalur pelayaran Laut Merah.

Mengundang Hamas ke Moskow

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengundang Hamas ke Moskow untuk membicarakan perang Israel-Hamas dan isu-isu di Timur Tengah. Pembicaraan dijadwalkan pada 29 Februari, menunjukkan upaya Rusia untuk menjalin hubungan dengan semua pemain utama di kawasan tersebut.

Namun, Rusia semakin kritis terhadap Israel, menyuarakan keprihatinan dan mendukung gencatan senjata. Hal ini berpotensi memperburuk hubungan Rusia-Israel di tengah eskalasi konflik.

Peringatan Israel untuk Rafah

Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, memberikan peringatan bahwa pasukan Israel akan memperluas operasi militer di Rafah jika sandera yang ditahan oleh Hamas tidak dibebaskan pada awal Ramadan. Gantz menegaskan kesiapannya untuk memfasilitasi evakuasi warga sipil melalui dialog dengan mitra internasional.

Kontroversi Pernyataan Presiden Brasil

Presiden Brasil, Luiz InĂ¡cio Lula da Silva, menyebut serangan Israel di Jalur Gaza sebagai “genosida.” Israel merespons dengan memanggil duta besar Brasil, menyebut pernyataan tersebut meremehkan Holocaust dan melewati batas.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Israel bertahan untuk keamanan masa depannya, sambil mempertahankan hukum internasional.

Tantangan di Tepi Barat

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, Josep Borrell, menyoroti kekerasan di Tepi Barat sebagai hambatan nyata bagi solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina. Dia menekankan perlunya dukungan bersatu dari Eropa dan melibatkan Amerika Serikat untuk mencapai solusi berkelanjutan.

Eskalasi konflik ini terus memunculkan keprihatinan global, dan masyarakat internasional terus memantau perkembangan situasi yang semakin rumit dan berdampak luas di Timur Tengah.