Pikiran merdeka.com,Jakarta 6 Februari 2024- Bambang Ekajaya menjelaskan kepada awak media pikiran merdeka Hidup Harus Mengalir
dan Terus Belajar
Melakoni bisnis
properti
tak semata
harus punya
inovasi, tapi
juga butuh bekal mental
yang kuat.
Mental baja ikut memperkuat
seorang pengembang
properti ketika harus
menghadapi situasi sulit
atau terjadi perubahan yang
di luar perkiraan. Kondisi
yang di luar kalkulasi kadang
membuat frustasi, namun
ketika mental cukup kuat
semua bisa dilalui. Bahkan,
kemudian seseorang bisa
terus berkembang.
“Misalnya, saat menghadapi
pandemi Covid-19
tahun 2020 hingga 2022,
kita harus bermental kuat.
Saat itu, kondisi sangat
di luar perkiraan banyak
orang. Khusus untuk saya,
selain mental, tertolong
oleh kebetulan yang sumber
permodalan kami tidak
mengandalkan pinjaman
bank sehingga bisa dapat
bertahan,” kata Bambang
Ekajaya, kepada pikoran merdeka,di Jakarta, Minggu
(06/02/2024).
Bambang Ekajaya pria kelahiran
Purwokerto tahun 1964
ini mental yang kuat dan
keberanian mengambil keputusan
menjadi perpaduan
penting dalam mengarungi
dunia bisnis, termasuk di
sektor properti. Mental kuat
ditempa oleh pengalaman.
Hal utama yang harus
dimiliki entrepreneur adalah
mental kuat selain ketahanan
finansial, kemampuan
bersaing, dan mampu menghadapi
tekanan.
“Perjalanan bisnis kami
dilalui dengan siklus turun
dan naik kadang ada
ombak,” ujar pria lulusan
Universitas Parahiyangan,
Bandung ini.
Ketika memutuskan
untuk menjadi pengusaha
(entrepreneur) tahun 2000
salah satu bekal yang menguatkan
perjalanan usaha
Bambang Ekajaya adalah ajaran
atau filosofi dari orang tua.
Filosofi itu terus dipegang
hingga kini, bahkan diteruskan
kepada kedua puterinya.
Cerita tentang pengalaman
dan jurus mengarungi
bisnis properti termasuk
menghadapi tahun politik
saat ini dia uraikan kepada
jurnalis pikiran merdeka jafarrudin.
Berikut ini petikan
wawancaranya.
Bisa diceritakan perjalanan
karir Anda?
Awalnya saya adalah seorang
profesional. Pada 1988
pernah menjadi Assistant Project
manager for Real Estate at
PT Darma Sarana Indah Real
Estate Development, Jakarta.
Lalu, tahun 1989 hingga
1993 bergabung dengan PT
Duta Pertiwi, yakni Sinar Mas
Group. Di sini terakhir saya
sebagai Coordinator Marketing
Manager for all project in
property division at Sinar Mas
Group.
Setelah itu saya bergabung
dengan Ongko Group,
yakni di PT Indokisar Djaya
dan PT Misori Utama sepanjang
1993-1997. Selanjutnya
bergabung dengan PT Econ
Development sebagai director
& general manager for
Tubagus Angka-Bumi Niaga
Superblock.
Lalu, bagaimana cerita
awal menjadi pengusaha
properti?
Sebagai profesional atau
karyawan, kita cukup aman
karena akhir bulan mendapat
salary. Karir saya pun
sebagai profesional berjalan
lancar hingga suatu ketika
terjadi krisis pada 1997.
Ketika itu gaji saya dipotong
70% dengan kompensasi
kerja hanya dua hari dalam
sepekan. Nah, di tengah itu
saya memanfaatkan waktu
untuk mengerjakan sesuatu.
Saya pun mulai melirik properti
dengan membeli rumah
yang harganya murah, lalu
dijual ketika harga tinggi.
Tahun 1998 menjadi
turning point bagi saya. Ketika
itu, semua orang mau
menjual properti. Saat itu,
saya pikir satu-satunya yang
menyelematkan saya adalah
membeli properti harga
murah, setelah itu harga
properti naik saya jual.
Berbekal dari itu, pada
2000 saya memberanikan
diri menjadi pengusaha. Saya
mendirikan PT Cipta Graha.
Memulai usaha kecil-kecilan
dengan jumlah karyawan
yang hanya tiga orang.
Saat awal itu, saya
membangun rumah dan
kavling-kavling kecil, lalu
menjualnya dan terus
berkembang. Pada 2016 saya
mendirikan PT Cipta Graha
Jaya Propertindo.
Lalu, saat ini, kami
mendirikan PT Panca Jaya
Propertindo yang akan
menggarap proyek mixed use
seluas 14 hektare di Cibinong,
Bogor, Jawa Barat
disini kami akan membangun
supermarket, rumah sakit,
ruko, apartemen, hotel, dan
perkantoran.
Dalam perjalanannya,
kini kami tidak hanya
mengembangkan rumah
tapak atau properti komersial,
tapi juga ekspansi ke
ranah kuliner hingga green
energy seperti bisnis energi
terbarukan solar panel atau
pembangkit Listrik tenaga
surya (PLTS) dan electric
water threatment.
Bagaimana tantangan
industri properti di
tengah tahun politik saat
ini?
Sektor properti tidak
bisa lepas dari kondisi sosial,
politik, dan ekonomi yang
terjadi di Indonesia. Saat ini,
backlog rumah kita masih
tinggi yakni lebih dari 12,7
juta rumah. Belum lagi, tiap
tahun ada tambahan kebutuhan
sampai dengan 800 ribu
rumah. Karena itu, sektor
perumahan rakyat selalu
kami garap. Kami siap memenuhi
kebutuhan rumah
rakyat atau rumah subsidi.
Terkait tahun politik,
kita berharap berlangsung
kondusif sehingga kalangan
pengembang bisa terus
menjalankan usaha seperti
umumnya. Kita harapkan
kedamaian dan kedepan
ada kebijakan yang membuat
sektor properti makin
berkembang.
Insentif Pajak Pertambahan
Nilai Ditanggung
Pemerintah atau PPN DTP
lewat Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No 120 tahun
2023 menjadi salah satu
booster yang membuat sektor
properti masih menarik.
Insentif itu membuat konsumen
mulai bergerak, tidak
saja di sektor perumahan
rakyat, tapi juga di sektor
komersial atau nonsubsidi.
Sebenarnya sektor properti
tidak lepas dari kebijakan
politik, presiden mendatang
punya peran penting
membuat sektor ini terus
berkembang. Ke depan kami
berharap sektor properti
ditangani oleh kementerian
mandiri (tersendiri), ini
menjadi solusi untuk fokus
menyelesaikan backlog lewat
kebijakan yang menunjang.
Saat ini, kalau kita lihat
semua calon presiden menempatkan
sektor perumahan
sebagai program kerja. Kami
optimistis siapapun yang
terpilih akan memberikan
policy yang membuat sektor
properti makin baik.
Saya juga melihat
pentingnya kemudahan
perizinan,
hadirnya bank tanah
untuk mengontrol
harga lahan sehingga
perumahan lebih
terjangkau sehingga
iklim berusaha di
sektor properti lebih
kondusif.
Apa filosofi dari
orang tua yang demikian
memengaruhi hidup
Anda hingga kini?
Orang tua saya mengajarkan
bahwa hidup harus
mengalir, ada naik dan
turun, ada ombak kehidupan,
karena itu kita harus
berbuat yang terbaik. Hidup
terus mengalir, tapi harus
memersiapkan diri menghadapi
situasi terburu dan berbuat
yang terbaik (prepare
for the worst dan do the best).
Implementasi filosofi itu
saat mengelola perusahaan
antara lain adalah kita harus
membuat rencana yang baik,
termasuk feasibility study.
Apa yang disiapkan harus
sejalan dengan rencana.
Tapi, kita juga harus punya
perencanaan alternatif atau
plan B dan plan C untuk
menghadapi perubahan
pasar. Terlebih, perubahan
yang di luar kemampuan
atau di luar perhitungan
kita.
Di sisi lain, kenapa saya
mampu bertahan karena
saya pakai dana pribadi,
tidak pakai pinjaman bank
sehingga saat ada perubahan,
seperti properti sedang
terpuruk, pasar sedang
melambat, dan proyeksi
tidak sesuai, kita masih bisa
bertahan.
Kepada anak-anak,
filosofi itu selalu saya ajarkan
bahwa semua itu tidak
ada yang konstan. Mereka
semua harus siap menghadapi
kondisi perubahan,
yang pasti mereka tidak
boleh hanya mengandalkan
orang tua. Mereka harus
punya sesuatu untuk diri
sendiri. Kita harapkan mereka
tumbuh tidak hanya sebagai
orang yang melanjutkan,
tapi mereka bisa berinovasi
dan punya kapasitas sendiri.
Jadi, Anda terus Belajar?
Hidup memang harus
terus mengalir dan punya
perencanaan, tapi kita juga
harus terus belajar. Misal,
saat pandemi Covid-19 melanda dunia dan Indonesia,
kita harus belajar cepat soal
pemakaian teknologi digital
untuk pemasaran properti.
Ketikapandemi Covid-19,
satu-satunya sarana promosi
yang efektif adalah digital,
khususnya media sosial
karena kita dibatasi. Tidak
bisa kemana-mana. Saat itu
orang susah keluar rumah.
Pandemi Covid-19 membawa
kita sampai ke suatu
titik bahwa teknologi virtual
dan teknologi digital adalah
suatu keniscayaan.
Sebagai developer yang
masuk sejak tahun 2000,
saya melihat terjadi perbedaan
yang mendasar
setelah pandemi Covid-19.
Dahulu kita mengandalkan
koran, televisi, dan radio
serta interaksi langsung
dengan konsumen sebagai
medium pemasaran. Saat
ini, minatnya berbeda, gen Z
dan milenial, maunya yang
simpel dan itu bisa dipenuhi
oleh teknologi digital.
Pemanfaatan media
mainstream saat ini menjadi
sebuah pelengkap, menjadi
salah satu dari beberapa
sarana yang harus kita jalankan.
Perkembangan medsos,
digital saat ini luar biasa.
Promosi menjadi lebih fokus
dan jangkauannya luar biasa.
Ada proyek kami yang
coba memakai hanya media
mainstream, responsnya
sedikit, tapi ketika pakai
medsos, responsnya luar
biasa.
Kini, komunikasi untuk
proyek kita melakukan lewat
beberapa medsos seperti
website, youtube, instagram,
aktif mem-blast informasi
projek, dan menanggapi
pertanyaan yang ada.
Melihat tren perubahan
digital yang dipercepat oleh
adanya pandemi Covid-19,
saya terus belajar dan hal itu
tidak bisa dihindari. Di dunia
ini, yang tidak berubah adalah
perubahan itu sendiri.
Kita melihat bahwa kalau
kita tidak berubah, kita akan
mati, ditinggal oleh yang
lebih advance.
BIODATA BAMBANG EKAJAYA Nama : Bambang Ekajaya WS
Tempat/Tanggal Lahir:
Purwokerto/ 24 Maret 1964
PENDIDIKAN:
● 1989 – 1990 : MBA Program
(Wijawiyata Management)
at Institute for Management
Education and Development
(IPPM), Jakarta
● 1982 – 1988 : Parahyangan
University, Faculty Technic of
Architecture, Bandung
● 1979 – 1982 : St. Aloysius (TOP)
Senior High School, Bandung
● 1976 – 1979 : Bruderan
Secondary School, Purwokerto
● 1970 – 1975 : Bruderan Primary
School, Purwokerto
KARIR:
● 1989-1993: PT Duta Pertiwi (Sinar
Mas Group)
● 1993-1997- : Senior Marketing
Manager for Corporate Property &
Real Esate Ongko Group
● 1997-2000: Director & General
Manager for Tubagus Angke –
Bumi Niaga Superblock
● 2000-sekarang: Founder &
Director PT Cipta Graha
● 2016– sekarang : Founder &
Director PT Cipta Graha Jaya
Propertindo
● 2022-sekarang: Managing
Director & Share Holder PT Panca
Jaya Propertindo
ORGANISASI:
● 2023-2027: Wakil Ketua
Umum of Information and
Telecommunication of Digital
Property – DPP Realestat
Indonesia (REI)
● 2023-saat ini : Bendahara Umum
(ISKAI – Ikatan Sarjana Katolik
Indonesia)