(editor: agusto/PM, sumber: FABA, konfrontasi – foto: google)
Pikiranmerdeka.com – Kasus pembunuhan yang menewaskan Brigadir Joshua oleh tersangka Mantan Pimpinan SATGASSUS Merah Putih merangkap Kepala Div Propam Polri, Irjen FS, yang kini proses hukumnya tengah dilakukan oleh tim khusus yang dibentuk Kapolri, Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, bersama tim gabungan lainnya dari luar Polri, masih menyisakan pertanyaan dan pro-kontra di masyarakat.
Apalagi pengungkapan kasus yang menimpa para personil aktif Polri ini dinilai berbagai kalangan publik terkesan lamban, janggal dan tidak transparan. Apalagi sebelumnya Polri secara resmi baru kabarkan peristiwa ini kepada publik, setelah 3 hari Brigadir Joshua tewas ditembak.
Diri sinilah kemudian muncul pertanyaan banyak pihak, lalu kemudian timbul tekanan publik agar Kepolisian serius mengungkap tuntas kasus ini. Desakan itu Kemudian menjadi sorotan publik, wakil rakyat, pengamat, akademisi, pakar hukum, aktivis, hingga Presiden.
Terkait itu, mantan aktivis mahasiswa senior, Bennie Akbar Fatah, dari elemen civil societynya Forum Kajian dan Stop Pembiaran, dalam suatu diskusi terbuka (zoom) yang bertajuk “Stop rekayasa penyelesaian kasus pembunuhan Brigadir Yosua” pada Kamis, 8/9/2022 di Zoomeeting yang disiarkan melalui aplikasi sosmed Zoom dan YouTube.
Mahasiswa ditangkap Koruptor bebas bersyarat – Jangan salahkan jika Rakyat anarkis
Cara MAFIA, mantan Ka.BAIS: jika prosedur penyelidikan awal salah, kita berharap apa?
Bennie Fatah yang hadir dalam diskusi itu sebagai narasumber, sampaikan keterangan tertulisnya melalui pesan WhatsApp kepada redaksi Pikiranmerdeka.com, pada hari Jumat siang, 9/9/2022.
Narasumber lain yang hadir dalam diskusi itu yakni, Haris Azhar (Lokataru), Alvin Lim (Lawyer), Nelson Simanjuntak (kuasa hukum Brigadir Joshua), Maria Zuraida (UI Watch), Irjen Pol (Purn)Aryanto Sutadi (Penasehat Ahli Kapolri), Rahma Sarita.
Berikut pernyataan Bennie Akbar Fatah, yang juga pernah menjadi anggota KPU Pusat periode tahun 1999:
Dalam renungan saya ada dugaan kalau SATGASUS atau SAMBO itu ibarat kenapa Polisi Takut atau Ngeper padahal sama sama pegang senjata……Oooooooo Ternyata SATGASUS sangat beda terkesan keliling di kalangan Polisi SAMBO / SATGASUS bawa MERIAM KALLEE !!! Mangkanya takut tuuuh!!!
Cerita pembunuhan Yosua dari awal sudah salah dan berubah terus atau dengan kata sekali lancung ke ujian seterusnya orang tidak Percaya , memang Negeri ini tempat pasarnya produk KaWe dari satu sampai tiga dan orang sulit atau dipersulit untuk mendapatkan yang ORI(ORIGINAL) dan mari kita Tonton hasilnya apa yang dipublikasikan nanti !!!
Yang juga tidak kalah atau pentingnya mencuat “SATGASUS” dipimpin SAMBO dan begitu Dahsyat pengaruh ditambah begitu banyak uang yang terkumpul (masih ada berita soal beberapa rumah Mewah dan beberapa mobil Mewah dan sepertinya semua tiarap tidak ada yang menjelaskan secara resmi).
Tapi tiba tiba DIBUBARKAN tanpa rincian Uang Masuk dan Keluar dari dan ke Mana serta tanggung jawab TUPOKSI-nya apa yang hanya buah bibir saja antara lain cukup disebut SAKTI MANDRA GUNA pokok nya Polisi di INDONESIA takut atau Ngeper lah !
“Sambo-Gate” , protes masyarakat atas skandal Sambo adalah cerminan krisis Kepercayaan pada Polri dan menuntut Reformasi Menyeluruh pada institusi Polri. Itulah suara rakyat kita.
Intinya, saya melihat masyarakat berharap kasus Sambo ini bukan berhenti di dalam sistem peradilan semata, namun menuntut reformasi dan perbaikan menyel;uruh terhadap Polri
Kasus Sambo menunjukkan bahwa persoalan bukan pada level oknum anak buah semata, tetapi pada pimpinan-pimpinan atau pengambil keputusan. Jelas ini merujuk perbaikan organisasi. Terkait itu tentu masyarakat mengharapkan Kapolri Sigit konsisten dan konsekuen dengan ucapannya sendiri untuk melakukan perbaikan, presisi dan itu menuntut reformasi menyeluruh institusi Polri. Rakyat ingin ada reformasi kelembagaan, sistem dan kinerja Polri yang nyata, efisien dan melayani/mengayomi rakyat kita !!!