Dunia Ragu pada AS, Investor Global Lirik Indonesia

Jun 19, 2025

Di tengah gejolak global dan ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat, Indonesia justru mencuri perhatian investor dunia. Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengungkapkan bahwa pasar global mulai meragukan kredibilitas ekonomi AS, dan perlahan beralih ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pernyataan ini disampaikannya dalam acara CNBC Indonesia Economic Update 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (18/6/2025).

“Biasanya, ketika suku bunga Treasury AS naik, nilai dolar juga menguat. Tapi dalam tiga bulan terakhir, yang terjadi justru sebaliknya. Suku bunga naik, tapi dolar melemah. Ini sangat tidak biasa,” ujar Febrio.

Fenomena ini, menurutnya, menunjukkan bahwa pasar global mulai kehilangan kepercayaan terhadap kekuatan ekonomi Amerika Serikat, bukan hanya untuk tahun ini, tapi kemungkinan berlanjut hingga tahun depan.

Febrio menambahkan, preferensi investor global terhadap surat utang juga mulai berubah. Jika sebelumnya obligasi AS mendominasi, kini surat berharga negara (SBN) Indonesia justru menjadi incaran.

“Dalam 10 tahun terakhir, suku bunga SBN kita terus menurun. Namun, dana asing justru terus mengalir masuk. Artinya, di antara banyak pilihan negara berkembang, investor global memilih Indonesia,” jelasnya.

Situasi ini, menurut Febrio, merupakan peluang sekaligus tanggung jawab besar. Pemerintah perlu menjaga komunikasi yang baik dengan pasar dan terus menunjukkan ketahanan ekonomi nasional, terutama melalui disiplin fiskal yang konsisten.

“Pasar perlu diyakinkan bahwa Indonesia serius menjaga fondasi ekonominya,” tegasnya.

Ia juga menilai, ketidakpastian yang kini melanda pasar keuangan global sangat mirip dengan situasi saat pandemi Covid-19. Penyebabnya antara lain perang dagang, tarif impor dari AS, konflik di Ukraina, ketegangan di Timur Tengah, serta faktor geopolitik lainnya.

(Agt/PM, Sumber: CNBC)