Dari arena pertemuan Forum Umat Islam ke-2 (26-28) Agustus 2022 di Medan, Sumatera Utara.
Editor: Agusto Sulistio
PikiranMerdeka.com – Gatot Nurmantyo, hadir di acara Forum Umat Islam ke 2 (26 – 28 Agustus 2022) yang gelar di Asrama Haji kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu 27/8/2022.
Selain Mantan Panglima Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo, hadir pula tokoh nasional antara lain, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti, eks Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, eks Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva, Sekjend Syarikat Islam Ferry Juliantono, Cendikiawan muslim Eggi Sudjana, Syahganda Nainggolan, ahli hukum tata negara Refly Harun, Ketua panitia acara Masri Sitanggang, dan lainnya.
Dalam paparannya didepan peserta Forum Umat Islam ke 2 yang thema “Mengokohkan Ukhuwah Islamiyah, Menata Ulang Indonesia”, Gatot Nurmantyo sampaikan terkait sejarah awal masa penjajahan bangsa lain di Nusanta hingga keadaan terkini.
Berikut kutipan ragkuman materi Gatot Nurmantyo pada acara Forum Umat Islam ke 2 di Medan, Sabtu 27/8/2022.
Sejarah awal penjajahan di Nusantara (Indonesia), pertama kali dilakukan oleh Khubiai Khan tahun 1289 yang mengirim sekitar 1000 kapal perang yang bersandar di Tuban pada 1 Maret 1293. Namun operasi itu gagal sebab terjadi perlawanan sengit dari Raden Wijaya, yang tak sudi dijajah oleh bangsa China.
Perlawanan saat itu bersifat kedaerahan, sehingga selama 300 tahun bangsa kita sulit mencapai harapan.
Baru kemudian di tahun 1905 lahir kesadaran baru dari pribumi dengan terbentuknya Syarekat Dagang Islam, oleh H. Samanhudi, dkk. Selanjutnya muncul lagi Budi Utomo pada tahun 1908, Syarekat Islam pada 10 Oktober 1912, Muhammadiah (Muhammad Darwis / Ahmad Dahlan). Dua puluh tahun kemudian lahir Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926, oleh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari. Dari kekuatan pribumi saat itu muncul kebangkitan nasional yang dikenal dengan Sumpah Pemuda, pada 28 Oktober 1928.
Gatot pun dalam paparannya menyinggung tantangan bangsa Indonesia terjadi begitu panjang, dari jauh sebelum merdeka hingga proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Sejarah umat Islam dan kemerdekaan Indonesia menurutnya sangat erat dan tak bisa dipisahkan oleh adanya peran perjuangan umat Islam. Salah satu fakta tak terbantahkan, bahwa menjelang kemerdekaan 17/8/1945, pada tahun 1943, umat Islam, yang terdiri dari para ulama, pelajar, santri membentuk 3 divisi tempur, yakni divisi dari barisan KH. Wahab Chasbullah, divisi Hizbullah barisan KH. Zainul Arifin dan divisi barisan Sabilillah pimpinan KH. Maskhur.
Kiprah peran perjuangan umat Islam juga terus terjadi setelah Indonesia Merdeka. Menurutnya Gatot, ulama menjadi pelopor dalam mempertahankan kemerdekaan, yang dikenal dengan “Resolusi Jihad”. Terkait itu Gatot tegaskan bahwa pernyataan itu telah disampaikan oleh Douwes Dekker, yang dikutip dari KH. Wahid Hasyim pada 17/1952 yang dinyatakan bahwa, “Kalau tidak ada semangat Islam di Indonesia, sudah lama Nasionalisme kebangsaan yang sebenarnya lenyap”.
Lebih lanjut Gatot menyoroti tantangan masa sekarang, bahwa bertambahnya jumlah penduduk dunia, yang saat ini tahun 2022 telah berjumlah sekitar 8 milyar penduduk, padahal idealnya bumi hanya mampu menampung 3 – 4 milyar penduduk.
Jumlah penduduk yang melebihi kapasitas itu menurut Gatot akan berpengaruh kepada kebutuhan manusia dan ketersedian alam. Setiap negara berupa bagaiman dapat memenuhi kebutuhan negara dan rakyatnya.
Seperti yang terjadi dewasa ini, Gatot menyoroti bagaimana dunia mengalami krisis, salah satunya krisis energi. Sebelumnya ditahun 2013 telah terjadi berbagai konflik di berbagai belahan dunia, salah satunya di timur tengah. Hal itu menurut Gatot dari berbagai data terpercaya, konflik dilatarbelakangi kebutuhan akan sumber alam pengahasil energi.
Sehingga secara global, lanjut Gatot semua negara-negara dewasa ini berkompetisi memperebutkan ekonomi, yakni sumber pangan, air dan energi.
Kenyataan itu telah dihadapi oleh sepuh bangsa dan negara di dunia, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, menurut Gatot kita harus selalu mewaspadai upaya pihak tertentu dalam kompetisi global dewasa ini, baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Seperti contoh adanya upaya ingin merebut wilayah kedaulatan laut Indonesia di pulau Natuna.
Terkait itu, Gatot mengingatkan, Bung Karno telah menyatakan tantangan Indonesia kedepan yang disebabkan oleh kekayaan sumber alam Indonesia. Mengutip ucapan Bung Karno, “Kekayaan alam Indonesia suatu saat nanti akan membuat iri negara-negara di dunia.”
Dalam menghadapi situasi saat ini, ujar Gatot kita sulit melihat mana kawan dan mana lawan. Maka untuk hadapi itu salah satu yang mampu menangkal dan menghadapi kompetisi global tersebut adalah peran dan strategi umat Islam yang juga sebagai umat mayoritas di Indonesia dan juga terbesar di dunia.
Oleh karenanya menurut Gatot Nurmantyo, bahwa acara forum umat Islam seperti ini harus terus dilaksanakan dan dikembangkan hingga ke seluruh pelosok tanah air.
Dalam acara ini Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menyambut baik kegiatan ini. Dia berharap pandangan dari para tokoh nasional itu dapat memberi sumbangsih bagi Indonesia.