JAKARTA, PIKIRANMERDEKA.COM – Jalih Pitoeng, seorang aktivis yang sebelumnya menuntut Jokowi mundur di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat bersama Eggi Sudjana, telah mengunjungi kantor pusat Perum DAMRI di Jl. Matraman Jakarta Pusat untuk kedua kalinya. Dia meminta pertanggungjawaban dari pihak DAMRI pusat, yang merupakan otoritas tertinggi di Perum DAMRI, terkait kewajibannya terhadap perusahaan mitra DAMRI yang ternyata dimiliki oleh sahabat bisnisnya di Tasikmalaya.
“Saya sudah datang dua kali ke sini. Saya juga sudah berkomunikasi dengan beberapa cabang terkait, baik di Cabang Lampung maupun di DAMRI Cabang Bengkulu,” ungkap Jalih Pitoeng pada Senin (11/09/2023).
“Selain itu, saya juga telah berkomunikasi dengan mantan pejabat yang berwenang di Bengkulu ketika dia masih bertugas di DAMRI Tambah Cabang Bengkulu,” Jalih Pitoeng.
“Oleh karena itu, saya meminta agar persoalan ini segera diselesaikan,” pinta Jalih Pitoeng.
Jalih Pitoeng juga menyatakan bahwa Anto, kepala divisi akuntansi, berjanji akan menyelesaikan masalah ini dalam waktu dua minggu setelah bertemu dengan Jalih Pitoeng.
“Saya memiliki pemahaman tentang birokrasi, administrasi, dan akuntansi. Jadi, apapun preferensi, DAMRI pusat harus menjadi pengambil kebijakan tertinggi,” kenang Jalih Pitoeng.
“Oleh karena itu, saya meminta Menteri BUMN Erick Tohir untuk segera mengambil langkah-langkah strategi guna mempercepat penyelesaian masalah ini, demi menjaga profesionalitas dan kredibilitas Perum DAMRI,” pinta Jalih Pitoeng.
“Jika Erick Tohir tidak peduli, maka kita dapat berasumsi sebagai pembiaran dari seorang menteri yang seharusnya bertanggung jawab dalam mengelola dan mengawasi perusahaan milik negara sebagai fungsi kontrolnya,” tegas Jalih Pitoeng.
Namun, Jalih Pitoeng yakin bahwa masalah yang sudah larut-larut dan belum dapat diselesaikan oleh tim lain, kali ini akan mendapatkan perhatian khusus dan segera diatasi.
“Pak Anto adalah seorang pejabat yang baik dan kooperatif. Saya yakin masalah ini akan segera terselesaikan,” tutup Jalih Pitoeng.