JAKARTA,PIKIRANMERDEKA.COM, 11 Oktober 2023 – Pasca-MUBES BAMUS ke VIII yang digelar pada Agustus 2023 di Taman Mini Indonesia Indah, terjadi perubahan yang signifikan dalam perjalan Bamus Betawi. Mubes tersebut, dihadiri oleh sekitar 98 organisasi yang tergabung, dan dipandang oleh aktivis Betawi, Jalih Pitoeng, sebagai titik tolak untuk pemulihan Bamus Betawi.
Mubes yang diselenggarakan oleh sejumlah ormas ini bertujuan untuk memperbaiki dan memperkuat keberlangsungan Bamus Betawi, sesuai amanat AD ART Bamus Betawi kepada Riano Ahmad, yang terpilih sebagai Ketua Umum pada Mubes ke VIII Bamus Betawi 2021 untuk menggantikan almarhum H. Lulung yang wafat sebelum masa baktinya berakhir pada tahun 2023.
Jalih Pitoeng, seorang aktivis Betawi, menjelaskan bahwa Riano Ahmad memiliki tanggung jawab utama dan wewenang untuk mengadakan MUBES ke VIII BAMUS BETAWI berdasarkan aturan dan amanat AD ART BAMUS BETAWI.
MUBES adalah sebuah agenda penting yang diadakan setiap lima tahun dengan mekanisme dan aturan tertentu yang tidak semua orang mampu menyelenggarakannya. Salah satu agenda kunci dalam MUBES adalah laporan pertanggungjawaban dari seorang Ketua Umum.
Jalih Pitoeng, dalam upaya memperkuat dan meningkatkan efektivitas Bamus Betawi, siap mendukung dan mengembangkan Bidang Organisasi dan Kaderisasi dengan pendekatan regeneratif.
Menurut Jalih Pitoeng, peningkatan dan pengembangan Bamus Betawi harus fokus pada bidang organisasi dan kaderisasi. Dia juga menekankan pentingnya persiapan calon pemimpin Bamus Betawi secara berkelanjutan.
“Kami berharap para pemimpin ormas yang mendukung Bamus Betawi untuk menyusun dan mengajukan proposal program kerja yang akan dibahas dalam Rapat Kerja Bamus Betawi,” ungkapnya.
Selain itu, Jalih Pitoeng memperingatkan bahwa pengelolaan Bamus Betawi yang besar ini harus dilakukan dengan cermat dan harus dipimpin oleh individu yang memiliki pemahaman mendalam dan cinta terhadap bidangnya.
“Menyelenggarakan dan mengelola Bamus Betawi harus dilakukan oleh mereka yang benar-benar kompeten dan berpengalaman dalam kepemimpinan organisasi. Jika tidak, kita akan melihat kemungkinan terjadinya kehancuran,” tegas Jalih Pitoeng.
Dia juga mencatat bahwa banyak orang yang berambisi menjadi pemimpin Bamus Betawi, tetapi terkadang mereka gagal dalam komunikasi dan konsolidasi dengan pimpinan ormas untuk mendapatkan dukungan dan simpati.
“Sebagian besar orang menginginkan kepemimpinan tanpa upaya nyata untuk membangun dukungan melalui komunikasi dan konsolidasi yang efektif,” ungkap Jalih Pitoeng.
Namun, bagi mereka yang benar-benar berkompeten dan memiliki dukungan kuat dari ormas pendukung Bamus Betawi, mendapatkan dukungan sekitar 30-40 persen bukanlah tugas yang sulit. Namun, keberhasilan ini bergantung pada catatan kinerja masa lalu, dan sebagian besar dukungan jauh lebih sulit untuk diperoleh.
Jalih Pitoeng bersama para pemimpin Bamus Betawi berkomitmen untuk membangun Bamus Betawi yang lebih kuat dan efisien dengan fokus pada organisasi yang baik dan meningkatkan kaderisasi.