Peringatan Jerman dan Belanda: Warga Diminta Segera Tinggalkan Lebanon
Jakarta, Pikiranmerdeka.com – Kekhawatiran akan pecahnya perang baru di Timur Tengah semakin meningkat, menyusul eskalasi ketegangan antara Israel dan Hizbullah dari Lebanon. Serangan roket dari Lebanon menuju Israel terus berlanjut, menyusul perang Gaza yang telah menelan korban lebih dari 37.000 jiwa. Hizbullah, yang marah atas serangan terhadap Gaza, semakin intensif menembakkan rudal ke perbatasan utara Israel.
Evakuasi Warga Negara
Dalam perkembangan terbaru, pemerintah Jerman dan Belanda telah mengeluarkan peringatan bagi warganya di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut. Kedutaan Besar Jerman di Lebanon mengumumkan peringatan bahwa lalu lintas udara mungkin akan terhenti dalam situasi perang. Peringatan serupa juga dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Belanda melalui akun resminya di X, meminta warga negaranya untuk segera keluar dari Lebanon selagi penerbangan komersial masih tersedia.
Sebelumnya, Kanada dan Kuwait juga telah memulai evakuasi warganya. Kanada sedang mempersiapkan evakuasi besar-besaran untuk 45.000 warganya di Lebanon, sementara Kuwait Airways telah mengirimkan armadanya sejak akhir pekan lalu untuk mengevakuasi warganya.
Enam Pihak Terlibat
Menurut laporan media Timur Tengah, setidaknya enam pihak utama akan terlibat jika perang benar-benar pecah: Israel, Hizbullah, Iran, dan milisi-milisi proksi Iran di Irak, Yaman, dan Bahrain. Milisi Irak yang bersekutu dengan Hizbullah dan Iran menyatakan siap untuk terlibat dalam konflik, mengancam akan memperluas operasi mereka tidak hanya di Lebanon, tetapi juga di Irak dan Yaman.
Sekretaris Jenderal milisi Asa’ib Ahl al-Haq, Qais Khazali, menegaskan bahwa jika Amerika Serikat terus mendukung Israel dan Israel memperluas serangannya ke Lebanon, maka milisi pro-Iran di kawasan ini akan menghadapi kepentingan Amerika Serikat, khususnya di Irak. Pernyataan serupa disampaikan oleh milisi Brigade Sayyid al-Shuhada dan aliansi Pasukan Kerangka Koordinasi.
Serangan Israel di Lebanon
Pada Rabu malam, serangan Israel menghantam sebuah gedung dua lantai di kota Nabatiyeh di Lebanon selatan, melukai lima orang. Serangan ini adalah balasan atas serangan roket Hizbullah yang menargetkan pangkalan militer Israel di utara.
Hizbullah mengklaim telah menembakkan lusinan roket sebagai balasan atas serangan Israel, menyebabkan kematian empat pejuangnya. Kekerasan ini telah menewaskan 485 orang di Lebanon, sebagian besar adalah pejuang, namun juga termasuk 94 warga sipil. Di pihak Israel, setidaknya 15 tentara dan 11 warga sipil telah tewas.
Risiko Perang Skala Besar
Kepala Staf Gabungan Angkatan Udara AS, Jenderal Charles Q. Brown, memperingatkan bahwa Iran kemungkinan besar akan bergabung dengan Hizbullah jika perang pecah dengan Israel. Dukungan Iran diperkirakan akan muncul terutama jika Hizbullah mengalami kerugian signifikan.
Dengan semakin banyaknya negara yang mengevakuasi warganya dari Lebanon dan meningkatnya eskalasi militer, risiko pecahnya perang skala besar di Timur Tengah semakin nyata. Keadaan ini memerlukan perhatian serius dari komunitas internasional untuk mencegah terjadinya konflik yang lebih luas dan lebih destruktif.
Editor: Agusto Sulistio