Ketegangan Geopolitik Israel – Iran MenekanPasar Global Hari Ini

Jun 16, 2025

Pasar saham global anjlok tajam pada Jumat (13 Juni) setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke Israel sebagai balasan atas gempuran militer Israel terhadap fasilitas nuklir dan pabrik rudal di Iran. Konflik ini menambah ketidakpastian global, memicu aksi jual di pasar saham dan lonjakan harga komoditas.

Pada akhir pekan lalu, Israel dilaporkan meluncurkan serangan udara besar-besaran ke fasilitas nuklir dan industri pertahanan Iran, yang diklaim bertujuan untuk melumpuhkan potensi Iran dalam mengembangkan senjata nuklir. Sebagai balasan, Iran menembakkan rudal ke wilayah Tel Aviv dan Yerusalem, menyebabkan sirene peringatan dibunyikan di seluruh Israel. (Sumber: CNBC, Reuters, Bloomberg)

Ketegangan ini memunculkan risiko eskalasi lebih luas di Timur Tengah, yang selama ini dikenal sebagai kawasan strategis penghasil minyak dunia. Investor global pun bergegas menghindari aset-aset berisiko dan mencari lindung nilai.

Dampak ke Pasar Keuangan Global:

Bursa Saham.
Mayoritas indeks global ditutup melemah karena aksi jual besar-besaran:

IndeksPenurunan
Dow Jones-1.79%
Nasdaq-1.30%
S\&P 500-1.13%
FTSE (Inggris)-0.39%
DAX (Jerman)-1.07%
CAC (Prancis)-1.04%

Pasar Asia pun terkena dampak dengan koreksi pada Nikkei Jepang (-0.89%) hingga Shanghai (-0.75%).

Pasar Indonesia.

Meski tekanan eksternal kuat, IHSG (IDX Composite) terkoreksi terbatas -0.53% menjadi 7.166. Namun sektor berbasis bahan baku (Basic Materials) justru mencatat kenaikan +1.19%, menunjukkan adanya rotasi ke sektor defensif.

Sektor yang tertekan:

  • Teknologi: -1.74%
  • Transportasi: -1.51%
  • Keuangan: -0.98%
  • Properti: -0.70%

Aset Safe Haven Naik Tajam:

Ketegangan geopolitik membuat investor beralih ke aset aman seperti emas dan obligasi negara.

KomoditasKenaikan
Emas Spot+1.93%
Emas Comex+1.78%
Oil Brent+9.44%
Oil WTI+8.71%
VIX (Indeks Ketakutan)+15.54%

Harga minyak melonjak drastis karena pasar khawatir eskalasi konflik akan mengganggu suplai minyak dari Timur Tengah.

Pergerakan Nilai Tukar dan Obligasi:

  • Rupiah terdepresiasi signifikan ke level Rp16.303,50 per USD (naik 61 poin, atau 0.38%) mengikuti penguatan Dolar AS (USD Index naik +0.38%) sebagai bentuk flight to safety.
  • Imbal hasil obligasi AS jangka panjang naik: US10Yr Yield ke 4.406% (+1.01%), menandakan investor meminta premi risiko lebih besar.
  • Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5-tahun melonjak 6.53% ke 77.98 mencerminkan meningkatnya persepsi risiko investasi di Indonesia.

Komoditas Energi & Pertanian:

Lonjakan harga terjadi karena kekhawatiran suplai dan potensi krisis global:

  • Minyak Mentah: Brent & WTI naik hampir 9%
  • CPO (Crude Palm Oil): Naik +2.22%
  • Soybean Oil +6.23%
  • Wheat (Gandum): +3.23%

Naiknya komoditas ini bisa memicu tekanan inflasi, terutama untuk negara-negara importir pangan dan energi.

Kesimpulan.

Pasar global terguncang karena eskalasi konflik antara Israel dan Iran. Ketegangan ini berdampak pada berbagai kelas aset dari saham, komoditas hingga mata uang dan obligasi. Lonjakan harga minyak dan emas mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap ketidakstabilan geopolitik dan potensi gangguan pasokan energi global.

Investor disarankan meningkatkan kehati-hatian, memperhatikan pergerakan berita geopolitik dan memantau volatilitas pasar yang meningkat. Dalam jangka pendek, aset lindung nilai seperti emas dan obligasi AS akan tetap diminati.

Editor: Agusto Sulistio