JAKARTA, PIKIRANMERDEKA.COM – Majelis Alimat Indonesia (MAI) atau Majelis Ilmuwan Muslimah (MIM) mengadakan Seminar Nasional, dengan tema, ” Peran Perempuan dalam Mewujudkan Percepatan Pembangunan Berkelanjutan,” bertempat di Swiss-belhotel Pondok Indah Jakarta Selatan, pada Sabtu (18/03/2023).
Seminar Nasional ini diadakan secara bauran, yaitu luar dan dalam jaringan. Kegiatan luar jaringan diselenggarakan di Ruang Papillon 1-2, Hotel Swisbell Pondok Indah Jakarta Selatan, sedangkan kegiatan dalam jaringan melalui platform zoom meeting.
Hadir pada acara ini Ketua Umum Majelis Alimat Indonesia (MAI) atau Majelis Ilmuwan Muslimah (MIM), Wakil Ketua Umum, Sekretaris, Bendahara, Anggota serta para Nara Sumber.
Adapun dari dua sesi seminar MAI ini terdiri dari materi dan pembicaranya, yaitu :
Pada Sesi I:
- Peran Perempuan dan Inovasi di Bidang Sains dan Teknologi: – Peranan Muslimah di Era Kecerdasan Buatan (Al) oleh Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, M.M., MSc.
- Pemberdayaan Keamanan Informasi bagi Masyarakat: Direktur Tata Kelola dan
Kemitraan Komunikasi Publik – Dr. Hasyim Gautama. - Climate Change dan Upaya Literasi Pelestarian Lingkungan Hidup: Staf Ahli
Kementerian Lingkungan Hidup – Prof. Dr. Ir. H. Winarni Dien M., M.S. - Inovasi Perempuan dalam Penyediaan Bahan Baku Obat Halal oleh Dr. apt. Zilhadia, M.Si
Pada Sesi II:
- Peran Perempuan di Bidang Ekonomi dan Hukum:
- Peningkatan Kualitas dan Pemberdayaan Perempuan di Bidang Ekonomi Islam:
Oleh Prof. Dr. Euis Amalia, M.A. - Sukuk Wakaf dan Pembiayaan Syariah oleh Dwi Irianti H., S.H., M.Hum.
- Pembahasan dan Urgensi RUU PRT oleh Eva Kusuma Sundari
- Pernikahan Beda Agama dalam Regulasi Nasional oleh Prof. Dr. M. Asrorun Niam Soleh., M.A.
Ketua Umum MAI, Prof. Dr. Amany Lubis, M.A menyampaikan apresiasi serta terimakasihnya kepada para peserta Seminar, Semua nara sumber yang hadir serta kepada panitia penyelenggara.
“Alhamdulillah kali ini kita Majelis Alimat Indonesia (MAI) atau Majelis Ilmuwan Muslimah (MIM) mengadakan Seminar Nasional untuk
membangunkan kesadaran bahwa tantangan zaman tidak selesai dan kita harus memajukan kinerja kita untuk sama-sama mencapai pembangunan nasional yang kita harapkan, percepatan target-target untuk SDGS harus kita lakukan dan semua upaya dikerahkan tanpa henti, “ungkap Amany, saat membuka acara Seminar Nasional MAI, di Lantai 9, Hotel Swisbell Pondok Indah Jakarta Selatan, Sabtu (18/03/2023).
Lebih lanjut, Sambung Amany, bahwa Majelis Ilmuwan Muslimah terdiri dari 7 bidang pembangunan yakni Bidang Agama, Bidang Pendidikan, Bidang Pendidikan Sosial Budaya, Bidang Ekonomi, Bidang Sains dan Teknologi, Bidang Kesehatan, serta Bidang Dakwah dan Komunikasi.
“Semua bidang kita bisa kembangkan dan kita majukan demi percepatan pembangunan dan tentu yang paling kita utamakan adalah menyelesaikan dampak negatif dari pandemi covid-19 yang baru Lalu, ” tuturnya.
Amany juga menyampaikan ucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara Seminar Nasional Majelis Ilmuwan Muslimah yang dari sejak dari pagi telah melaksanakan Rakerta (Rapat Kerja Tahunan) untuk menyusun program dan laporan tahun lalu.
“Mudah – mudahan program-program bisa dilaksanakan dengan baik dan seminar nasional kali ini juga bermanfaat memberikan banyak kontribusi pemikiran dan juga aksi bagi percepatan pembangunan di semua bidang, “ujar Amany.
Menurut Amany, Seminar kali ini dipersiapkan oleh panitia tediri dari dua sesi besar yakni pembahasan tentang peran perempuan dan kita sebagai bangsa Indonesia dalam menyikapi IT yang demikian maju tetapi tidak dibarengi dengan kesadaran literasi digital yang mumpuni bagi seluruh bangsa Indonesia.
“Kita perlu literasi ini dikembangkan terus, Bidang hukum juga sangat penting karena banyak permasalahan yang kita hadapi maka para narasumber akan menegasan beberapa saja karena permasalahan sangat banyak kita dengarkan dari para narasumber, bidang ekonomi tentu itu tulang punggung bagi keadilan yang ada di masyarakat Apakah harus kita upayakan bersama bukan hanya teori tetapi juga praktek dan kerja nyata bahkan harus ada sumbangan nyata baik secara materi dan juga moril Insya Allah tentu perempuan yang keberadaannya setengah dari masyarakat harus menjadi subjek dalam pembangunan bukan jadi beban apalagi jadi objek, “ujar Amany.
Amany berharap dengan adanya Seminar dan diskusi hari ini akan bermanfaat bagi MAI, yang telah bekerjasama dengan banyak pihak baik itu akademisi, aktivis sukarelawan dan semua untuk menjalankan program-programnya sehingga bisa berkontribusi positif baik secara nasional maupun Global.
Menutup sambutannya Amany menyampaikan mohon maaf lahir dan bathin dan selamat berpuasa yang tinggal beberapa hari lagi akan tiba.
Tentang MAI :
Majelis Ilmuwan Muslimah Indonesia atau biasa disebut Majelis Alimat Indonesia (MAI) adalah Majelis Ilmuwan Muslimah (MIM) sebagai organisasi yang menghimpun para ilmuwan wanita mempunyai visi untuk berkontribusi dalam kajian keislaman, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemberdayaan masyarakat serta memberi solusi terhadap permasalahan umat dan bangsa.
Perkumpulan yang didirikan oleh para intelektual Muslimah Indonesia yang telah berkiprah luas di bidangnya masing-masing. Kini Ketua Umum Majelis Ilmuwan Muslimah adalah Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A. Dalam aktivitasnya, organisasi ini aktif melakukan pengkajian dan penelitian, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat serta sosialisasi dan publikasi guna pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah umat dan bangsa: berkomunikasi dengan berbagai elemen bangsa, utamanya para ilmuwan Muslimah Indonesia di dalam maupun di luar negeri, mengembangkan kerja sama dengan individu mapun lembaga yang memiliki maksud dan tujuan yang sama, dan berperan serta melakukan rekayasa teknologi dan pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan umat di berbagai bidang.
Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2020, jumlah perempuan di Indonesia adalah 133,54 juta orang atau 49,4296 dari total penduduk Indonesia. Menyadari pentingnya peran perempuan dalam pembangunan, pemerintah Indonesia membidik sektor utama yang harus menjadi perhatian pembangunan yakni di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi melalui ketenagakerjaan, dan hukum untuk pencegahan kekerasan. Di samping itu, langkah strategis disiapkan untuk mengatasi isu pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, sekaligus mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), terutama tujuan kelima yaitu kesetaraan gender.
Di bidang Pendidikan, pemerintah menyediakan kesempatan bagi anak-anak dari keluarga miskin melalui Kartu Indonesia Pintar dan Program Keluarga Harapan serta mendorong perempuan untuk senantiasa menuntut ilmu melalui berbagai wahana dan cara. Di sektor kesehatan, Indonesia fokus untuk memperbaiki akses dan kualitas pelayanan kesehatan untuk ibu, anak, dan remaja, mengakselerasi usaha perbaikan nutrisi, mengintegrasikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum pendidikan, mendorong pengetahuan dan keterampilan berkeluarga, serta memperbaiki akses dan kualitas keluarga berencana.
Sesuai visinya, organisasi ini ikut aktif membangun perempuan Indonesia. Dengan mengembangkan dan memberdayakan perempuan, maka MIM aktif dalam pembangunan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah melalui Pendidikan dalam bentuk program seminar nasional. Dalam konteks itulah MIM terdorong untuk menyelenggarakan kegiatan Seminar Peran Perempuan dalam Mewujudkan Percepatan Pembanguan dengan menghadirkan para pemangku kebijakan, pakar dan praktisi serta pimpinan perguruan tinggi. dengan harapan dapat menjadi input bagi multi pihak terkait, khususnya dalam memaksimalkan upaya percepatan dalam bidang Kesehatan, sains, teknologi, ekonomi, dan hukum