Pikiranmerdeka.com, Ciputat – Ketua Umum baru Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta Periode 2024-2025, dalam pidato pelantikannya pada acara yang diadakan di Aula Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta kemarin, menekankan pentingnya keterampilan leadership bagi generasi muda Banten dalam menghadapi tantangan masa depan. (23/10/2024)
Dalam pidatonya, Fathan selaku ketua umum HMB Jakarta yang baru dilantik mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi pemuda di Banten yang belum sepenuhnya dibekali kemampuan kepemimpinan.
Fathan memberikan contoh seorang siswa bernama Cahyo, yang meskipun pintar, sering merasa bingung dalam menentukan masa depan dan memimpin dirinya sendiri.
Kisah ini, menurutnya, merupakan gambaran banyak mahasiswa saat ini yang masih belum memiliki arah yang jelas setelah menyelesaikan pendidikan tinggi.
“Keterampilan leadership itu penting, bukan hanya untuk pemimpin besar, tapi juga untuk setiap individu, baik itu pelajar, guru, maupun orang tua,” ujarnya.
Fatgan menambahkan bahwa kemampuan ini penting untuk mengambil inisiatif, bekerja sama, dan memecahkan masalah di tengah berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat.
Ketua umum HMB Jakarta juga menyoroti kondisi di Banten yang masih menghadapi tantangan besar. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di provinsi tersebut masih berada di angka 72,44, dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 8,03%.
“Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak potensi SDM yang belum termaksimalkan,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, ia menawarkan beberapa solusi, salah satunya dengan memasukkan pendidikan leadership ke dalam kurikulum formal.
Selain itu, Fathan menekankan pentingnya mendidik para guru agar dapat menanamkan nilai-nilai kepemimpinan kepada siswa, serta mendorong kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam menciptakan program pengembangan leadership.
Ketua umum HMB Jakarta juga menyampaikan komitmennya untuk memulai perubahan dari internal organisasi yang ia pimpin.
Fathan berkomitmen akan menerapkan pendidikan leadership di lingkungan HMB, agar para mahasiswa dapat memberikan dampak positif ketika mereka terjun kembali ke masyarakat.
Ia menutup pidatonya dengan mengutip perkataan Tan Malaka, “bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.”
Ia mengajak rekan-rekannya untuk berpikir besar dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dengan keterampilan leadership yang dimiliki.
Dengan demikian, ia berharap generasi muda Banten akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan dan mampu membawa perubahan positif bagi daerahnya. (Amhar)