DR. Dr. Fathiyah Isbaniah, Sp.P(K), FISR menjelaskan, Pneumonia merupakan suatu peradangan akut parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), tidak termasuk Mycobacterium tuberculosis. Secara klinis dan epidemiologis, pneumonia diklasifikasi menjadi pneumonia komunitas (community-acquired pneumonia/CAP), pneumonia didapat di rumah sakit (hospital-acquired pneumonia/HAP), dan pneumonia terkait ventilator (ventilator-associated pneumonia).
Penyakit Pneumonia dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan dua penyakit yang bermasalah tertinggi di dunia.
“Pneumonia secara global merupakan penyebab kematian dan kesakitan utama. Hal tersebut berhubungan dengan adanya resistensi antibiotik, meningkatnya populasi usia lanjut, dan tingginya populasi dengan komorbiditas kronik,” jelas dr. Fathiyah, Rabu (16/11/2022), dalam acara konferensi pers virtual yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam rangka Peringatan Hari Pneumonia Sedunia yang jatuh pada tanggal 12 November 2022 dan Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Sedunia tanggal 17 November 2022.
Dr. Arief Bakhtiar, Sp.P(K) mengatakan, penderita pneumonia diperlukan upaya therapi untuk mengurangi gejala yang berat sekali, meningkatkan status kesehatan, mencegah berkembangnya penyakit lebih lanjut, mencegah dan mengobati kekambuhan, dan mengurangi resiko kematian.
“Karena banyak pasien yang merasa takut untuk kembali diperiksa dokter, maka kami menghimbau para penderita untuk kembali memeriksakan kesehatannya karena pengobatannya harus tetap berjalan,” tutur Dr. Arief.
Sementara itu, Ketua Umum PDPI, DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR dalam keterangan menyampaikan, di Indonesia saat kasus baru COVID-19 pada 10 November 2022 mencapai 6.291 kasus dengan total kematian mencapai 158 ribu kematian. Strategi, upaya, dan kerjasama dari berbagai pihak sangat diperlukan dalam proses penanggulangan penyakit ini untuk menghindari dampak buruk di bidang kesehatan dan sosial ekonomi lebih lanjut.
“Peringatan hari Pneumonia Sedunia pada tanggal 12 November 2022 mengingatkan kita bahwa Pneumonia masih memerlukan perhatian khusus dari seluruh stakeholder kesehatan,” ujarnya.
Tingginya angka mortalitas dan morbiditas serta adanya resistensi antibiotik yang semakin meningkat dewasa ini, kata Dr. Agus, menjadikan tindakan pencegahan infeksi sangatlah penting. Pemberian terapi khususnya antibiotik yang bijak juga harus menjadi suatu perhatian.
Oleh karena itu, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menghimbau kepada seluruh anggota PDPI dan tenaga kesehatan di Indonesia untuk tetap berkomitmen untuk bergerak memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai tindakan pencegahan penularan infeksi terutama vaksinasi dan menggunakan terapi antibiotik secara bijak.