(Antara Golden Gate – Apartemen Teluk Intan)
Oleh: Agusto Sulistio – Pegiat Sosmed, Pendiri The Activist Cyber.
Empat orang yang masih satu keluarga tewas diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).
Keempat korban itu adalah pria EA (50), perempuan AIL serta dua remaja laki-laki JWA (13) dan remaja wanita JL (16).
Polisi menyebut empat korban dalam kondisi tangan saling terikat dan melompat secara bersama-sama dari lantai 22 apartemen tersebut.
Kasus bunuh diri yang terjadi di Apartemen Teluk Intan Tower Topas Penjaringan, Jakarta, memberikan cerita tragis yang tak boleh dilupakan. Dalam satu keluarga, empat anggota ditemukan tewas dengan posisi terikat tali. Hal ini perlu kita cermati bersama bahwa kasus bunuh diri yang tak boleh dilihat sebelah mata oleh persoalan pribadi yang melatarbelakanginya, namun perlu menganalisis lebih dalam adakah peran negara yang melatarbelakangi kejadian, seperti keadaan ekonomi, dll.
Hal itu dipertegas oleh Reza Indragiri Amriel, pakar psikologi forensik, bahwa pemerintah perlu melepaskan pandangan bahwa bunuh diri hanyalah masalah individu. Menegaskan bahwa negara harus hadir dalam menangani kasus bunuh diri, menekankan perlunya pendekatan holistik yang mempertimbangkan faktor situasional dan sosial.
Menelisik lebih dalam kita mencoba menganalisis lebih dalam bahwa peristiwa kasus bunuh diri di apartemen teluk intan, penjaringan dengan kasus bunuh diri di Jembatan ekstrim dan terjal, Golden Gate, San Francisco, yang dalam sejarahnya mencatat banyak kasus bunuh diri.
Teluk Intan & Golden Gate “Unik dan Misterius”
Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa keempat korban, satu keluarga, ditemukan terikat tali, menambahkan lapisan misteri pada insiden ini.
Motif ekonomi dan utang keluarga sedang diselidiki, tetapi pertanyaan mengenai ikatan tali ini menyoroti kompleksitas yang belum terpecahkan.
Meskipun Jembatan Golden Gate terkenal sebagai pilihan untuk bunuh diri, namun setelah ditelusuri melalui rekam jejak digital di Google, tidak ditemukan ada catatan peristiwa serupa dengan kasus di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan.
Pertimbangan terhadap keadaan keluarga yang terikat tali menegaskan bahwa kasus ini berbeda dan menuntut perhatian khusus. Meskipun kasus bunuh diri di Penjaringan dan peristiwa di Golden Gate didasari tindakan yang serupa, akan tetapi faktor-faktor penyebabnya yang melatarbelakangi beragam.
Stigma pelaku bunuh diri biasanya dilatarbelakangi oleh kesehatan mental dan kurangnya dukungan sosial, namun semestinya perlu didalami sehingga menjadi aspek yang perlu dipertimbangkan dalam konteks peristiwa serupa.
Tantangan Bagi Pemerintah Indonesia, Koreksi dan Pencegahan
Kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Tower Topas Penjaringan, Jakarta, menuntut perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Bagaimana kita dapat menghadapi tantangan ini dan melakukan perubahan yang benar-benar dibutuhkan.
Peristiwa ini bukan hanya masalah satu keluarga, tetapi juga menunjukkan adanya masalah lebih besar dalam sistem pendukung sosial dan ekonomi. Pemerintah perlu merespons dengan serius dan memperbaiki masalah ini secara menyeluruh.
Pemerintah perlu segera melakukan perubahan terhadap pendukung sosial dan ekonomi. Pemerintah harus mencari tahu apa yang menyebabkan tekanan psikologis, seperti hutang dan kondisi ekonomi keluarga, dan membuat lingkungan yang lebih baik.
Negara seperti Jepang telah mengambil pendekatan yang efektif dalam menanggulangi kasus bunuh diri. Jepang memberikan inspirasi dengan langkah-langkah pencegahan bunuh diri yang mencakup edukasi, peningkatan kesadaran kesehatan mental, dan dukungan sosial. Indonesia bisa mengikuti langkah ini untuk membuat strategi pencegahan yang lebih baik.
Penyelidikan lebih lanjut sangat penting. Ini bukan hanya untuk memahami lebih dalam, tetapi juga untuk memberikan keadilan bagi keluarga yang terkena dampak. Pemerintah harus transparan dan akuntabel selama proses ini.
Dengan lebih memahami akar penyebab bunuh diri, pencegahan harus menjadi prioritas utama. Ini melibatkan pembentukan dukungan mental, menghilangkan stigma seputar kesehatan mental, dan menciptakan jaringan sosial yang bisa membantu.
Kesimpulan
Bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah yang lebih besar. Melalui perubahan yang sistematis, belajar dari pengalaman Jepang, dan penyelidikan yang mendalam, Indonesia bisa mengarahkan masyarakat menuju pencegahan yang lebih baik.
Masjid Arief Rahman Hakim, Kampus UI Salemba, Rabu 13 Maret 2024, 11.54 Wib
End.