Jakarta – Dewan Kesenian Jakarta kembali menggelar Pidato Kebudayaan dalam mata anggaran 2023 ini, program yang pertama kali digelar pada tahun 1989 di setiap tanggal 10 November, bertepatan dengan ulang tahun Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Pidato Kebudayaan DKJ #SuaraJernihDariCikini “Gastrodiplomasi Nasi Bungkus untuk Menaklukkan Lidah Dunia” bertepatan dengan perayaan 55 Tahun Pusat Kesenian Jakarta,Taman Ismail Marzuki. Digelar pada Jumat, 10 November 2023 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, mulai pukul 19.30 – 22.30 WIB.
Secara konsisten menyajikan #SuaraJernihDariCikini, mengetengahkan persoalan-persoalan penting dan aktual, membayangkan, meneropong, mengupas, dan mengkritik dengan pemikiranpemikiran yang jernih melalui perspektif budaya.
Pidato Kebudayaan Dewan Kesenian Jakarta merupakan upaya untuk memperdengarkan suara jernih yang membawa gagasan bernas dari tokoh-tokoh terpilih. Jernih dalam artian tokoh yang menyajikan pidato bebas dari segala kepentingan yang bisa mengaburkan dan mendistraksi pemikiran dan gagasannya.
Ia bebas meneroka, membedah, mengajukan pendapat, mendedahkan pemikiran alternatif, dan menawarkan berbagai gagasan. dapat membawa suara jernih dari Cikini, tempat di mana Taman Ismail Marzuki berdiri, sebagai sebuah oasis dari budaya dan keterbaruan gagasan.
Dalam gelaran tahun ini, Dewan Kesenian Jakarta mempercayakan Penyaji Pidato kepada Pemerhati Kuliner Nusantara, William Wongso. Pengalaman dan wawasan William Wongso dianggap tepat untuk menyampaikan Pidato Kebudayaan dengan tajuk “Gastrodiplomasi Nasi Bungkus untuk Menaklukkan Lidah Dunia”.
Makanan adalah produk dan simbol budaya sebuah bangsa yang lekat dalam kehidupan keseharian, tradisi, dan ritual masyarakat kita.
Jika makanan adalah identitas kita, bagaimana kita sejauh ini mempresentasikan diri kepada dunia melalui makanan? Bagaimana masakan-masakan tradisional tanah air dapat bertahan dan melestarikan kekayaan kuliner nusantara? Bagaimana mengoptimalkan potensi kuliner lokal untuk dipresentasikan di kancah dunia? Semua akan dikupas dalam Pidato Kebudayaan #SuaraJernihDariCikini bertajuk “Gastrodiplomasi Nasi Bungkus untuk Menaklukkan Lidah Dunia”.
“Kita sering dengar pertanyaan kenapa makanan kita kurang mendunia? Tidak seperti makanan China, Thailand, Jepang, India, atau korea? Apa potensi kuliner kita bisa mengglobal? Berangkat dari situ kita mengangkat isu gastrodisplomasi. Dan siapa lagi yang paling tepat bicara soal itu kalau bukan William Wongso? Dan beliau ternyata punya kegelisahan yang sama.” Ungkap Hasan Aspahani, Wakil Ketua 1 DKJ.
Makanan adalah produk dan simbol budaya sebuah bangsa. Ia menjadi bagian penting dari kehidupan keseharian, tradisi, dan ritual kita. merekam jejak dan catatan sejarah serta warisan cita-rasa sebuah bangsa. Ada rekaman silang etnis dan interaksi budaya yang tersimpan dalam satu jenis makanan. Makanan juga bisa menjadi pernyataan nilai sosial dan etika.
“Makanan tentu bagian dari kebudayaan manusia di mana-mana. Kita bisa mengenal diri kita dari apa yang kita makan. Indonesia kaya sekali dengan kuliner. Tapi apakah kekayaan itu sudah kita manfaatkan dengan maksimal? Apakah budaya kuliner kita itu bisa terus kita kembangkan? Itu yang akan kita dapatkan dari pidato kebudayaan kali ini.” Tambah Hasan Aspahani.
Pidato Kebudayaan juga menyuguhkan pertunjukan kolaborasi Davka_Art Movement x HMP Percussion yang akan membawakan karya berjudul “Kesibukan Suara Dapur di Atas Meja Makan”. Pertunjukan kolaborasi memberikan gambaran terhadap kesibukan di meja makan yang melahirkan berbagai percakapan, mulai dari persoalan remeh-temeh keseharian, trend hari ini, politik, ekonomi, budaya, hingga persoalan perang di belahan negara lain.
Mencoba menafsirkan dan memfantasikan kembali, keriuhan dapur dengan segala isinya, dari zaman lampau hingga hari ini. mengorkestrasi dari kombinasi bunyi dari alat-alat dapur, menghadirkan nuansa perkusi dengan genre musik storm.
Seperti juga Gastrodiplomasi, koreografi dan musik dalam pertunjukan ini mencoba mendiplomasikan, menciptakan dialektika, serta tautan silang budaya. Selain pertunjukan kolaborasi, Pidato Kebudayan 2023 juga dilengkapi dengan kolaborasi musik dari Didi Hasyim.
Laporan : Amhar