Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyampaikan keberatannya terkait ketidakseimbangan dalam perdagangan antara Indonesia dan Jepang. Dalam acara Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Prabowo menyatakan bahwa Indonesia telah memberi izin kepada Jepang untuk menjual berbagai produknya, seperti mobil dan motor, selama bertahun-tahun, namun tidak mendapatkan izin sebaliknya.
Prabowo menyoroti fakta bahwa Jepang dapat menjual kendaraan seperti Toyota, Mitsubishi, Suzuki, dan Honda di Indonesia, sementara Indonesia dihambat untuk menjual sumber dayanya ke Jepang, bahkan pisang pun tidak diizinkan.
“Saya diberitahu Mendag Pak Zulkifli Hasan. Beliau ke Tokyo. Beliau negosiasi perdagangan antar dua negara. Masa, selama berapa puluh tahun kita izinkan bangsa Jepang jual mobil, Toyota, Mitsubishi, Suzuki, Honda, motor, kita izinkan,” ujar Prabowo.
Namun, menurut Prabowo, Jepang tidak memberikan izin bagi Indonesia untuk menjual sumber daya alamnya. Ia menyayangkan bahwa bahkan dalam hal jual beli pisang pun Indonesia tidak diizinkan.
“Berapa juta motor kita izinkan. Televisi, Hitachi, tapi kita mau jual pisang saja mereka tidak izinkan, jual pisang,” ungkap Prabowo dengan rasa keberatan.
Dalam upaya menjalin hubungan yang lebih seimbang, Prabowo menyampaikan pendapatnya kepada Dubes Jepang di Indonesia tentang keinginan pemerintah untuk membangun pabrik-pabrik di Indonesia. Ia berpendapat bahwa pembangunan pabrik dapat memberikan lapangan pekerjaan yang diperlukan oleh masyarakat.
“Saya bilang ‘we want to be like you’. Saya bilang kita mau ikut kamu, seperti kamu, kita mau rakyat kita sejahtera, kita mau rakyat kita tidak nerima UMR, UMR, UMR. Kita mau rakyat kita nerima penghasilan yang cukup,” tambahnya.
Selain itu, Prabowo juga menunjukkan keprihatinannya terhadap kondisi transportasi becak di Indonesia. Ia mengungkapkan kepedihan hatinya saat mengetahui masih ada pria berusia 70 tahun yang menarik becak.
“70 tahun narik becak luar biasa, saya mau nangis, tidak boleh di negara merdeka sekian puluh tahun rakyat kita harus narik becak umur 70 tahun, tidak boleh, tidak boleh, malu, malu. Saya sebagai mantan jenderal malu,” ujarnya.
Oleh karena itu, Prabowo menyatakan keinginannya untuk menjaga kekayaan Indonesia dengan cara tidak menjualnya dalam bentuk mentah.
“Saya sampaikan kepada Duta Besar Jepang, ‘Saya hormat sama Jepang, saya kagum sama Jepang, saya mau seperti Jepang. Tapi kita, maaf, tidak bisa kita jual lagi kekayaan kita murah, gelondongan, kita mau olah semua kekayaan kita di Indonesia’,” tegasnya.
Penulis: Agusto Sulistio