Pikiranmerdeka.com – Jelang Pilpres 2024 berbagai persiapan telah dilakukan oleh berbagai pihak. Mulai dari pengenalan sosok capres hingga visi misi program kerja para kandidat.
Disamping itu ada juga pernyataan-pernyataan seputar sosok calon presiden yang dikeluarkan oleh pejabat negara, politisi dan tokoh nasional.
Salah satunya seperti yang dilontarkan oleh Luhut Binsar Pandjaitan (LBP). Menurutnya, bahwa orang Jawa sulit menjadi Presiden.
Luhut menilai, warga di luar Pulau Jawa sebaiknya tidak memaksakan diri untuk mendaftar sebagai presiden atau capres.
Terkait itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia, Rizal Ramli kembali mengomentari pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Panjaitan.
Menurut Rizal Ramli, orang luar Jawa sulit jadi presiden karena sistem pemilihan di Indonesia tidak kompetitif, demikian info tertulis Rizal Ramli yang dikirim.ke redaksi Pikiranmerdeka.com, Jumat pagi 23/9/2022, melalui link berita fajar.
Jika sistemnya kompetitif kata dia, tidak ada lagi pembelahan Jawa vs Non Jawa.
“Pernyataan ngasal. Orang luar Jawa susah jadi Presiden karena sistim pemilihan Presiden Indonesia tidak kompetitif, oligapolistik yg sengaja di rekayasa untuk menguntungkan boneka Oligarki. Kalau sistimnya kompetitif tidak ada lagi pembelahan Jawa vs Non-Jawa,” ucap Rizal Ramli melalui akun sosial medianya, Kamis, (22/9/2022).
Lebih jauh kata Ekonom senior ini, sejak masa pergerakan kemerdekaan tak pernah ada pertentangan seperti ini.
“Pada masa pergerakan kemerdekaan pertentangan seperti ini tidak pernah terjadi,” ujar Mantan Menteri Keuangan ini.
Dia juga mencontohkan peristiwa sumpah pemuda yang dipelopori para pemuda bukan hanya dari Jawa tapi luar Jawa.
“Sulit dibayangkan peristiwa seperti Sumpah Pemuda 1928 dapat berlangsung apabila para tokoh saat itu membatasi diri dengan dikotomi Jawa-non Jawa,” pungkasnya.
Ungkapan kontroversi LBP itu dilontarkan dalam suatu acara wawancara siaran YouTube.
“Apa hanya dengan menjadi presiden, kau bisa mengabdi? Kan tidak juga. Harus tahu diri juga. Kalau kau bukan orang Jawa, pemilihan langsung hari ini—saya tidak tahu 25 tahun lagi—sudah lupakan saja,” kata Luhut ketika berbincang dengan Rocky Gerung dalam acara Menatap Indonesia Pasca 2024, di kanal YouTube RGTV Channel ID yang diunggah Rabu (21/9).
“Tidak memaksakan diri kita. Sakit hati. Tetapi, yang bikin sakit hati kan kita sendiri,” tambah Luhut.
Dalam percakapan tersebut, Luhut mencontohkan dirinya sendiri. Ia mengaku tidak memaksakan diri mencalonkan sebagai presiden.
“Saya double minoritas. Saya Batak. Beragama Kristen. Jadi saya bilang, ya sudah cukup itu. Kita harus tahu. Kenapa saya menyakiti hati sendiri?” katanya.
(Agusto/PM – Fajar, foto: detikFinance)