Jakarta – Mencuatnya kasus harta fantastis pejabat Dirjen Pajak Rafael Alun, disusul dengan Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto, memunculkan kecurigaan publik.
Harusnya, momentum ini membuat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berbenah dan mereformasi diri. Sebab, persoalan pajak dan cukai sensitif bagi rakyat.
Namun, ekonom senior Rizal Ramli (RR) mengaku heran saat Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta masyarakat mengawasi Kemenkeu.
“Itu sebetulnya lucu, menteri keuangannya minta tolong kita bantu awasin,” kata Rizal di Jakarta, Sabtu (4/3/2022).
“Di dalamnya sendiri kan ada sistem buat ngawasin. Rakyat sudah bayar pajak, mau makan di restoran kena pajak, beli sesuatu di supermarket kena pajak, terus disuruh pula ngawasin departemen keuangan, yang benar saja,” sergah Rizal Ramli.
Meski begitu dia mengaku senang dengan ramainya sorotan publik di media sosial, dengan begitu diharapkan terjadi perubahan, mengingat persoalan pajak merupakan sesuatu hal yang sensitif bagi rakyat.
Rizal pun mengurai beberapa kejadian revolusi yang diawali dengan persoalan pajak, seperti persoalan di Perancis, hingga kemerdekaan Amerika.
Raja Perancis Louis XVI setiap malam pesta mewah. Rakyat semakin susah karena terus dipajaki, hingga akhirnya terjadi Revolusi Perancis.
“Raja dan Ratu Marie Antoinette yang sangat hedonis dipancung oleh rakyat berdirilah Republik Perancis,” jelas RR, sapaan dia.
Dia juga menilai, pemerintah yang korup biasanya menggunakan subsidi terbalik. Pendapatan pajak seharusnya untuk mensubsidi rakyat, tetapi yang terjadi justru rakyat biasa mensubsidi korupsi dan hedonisme pejabat pajak.
“Jadi subsidi terbalik ini. Dan ini masalah yang sangat besar sekali, saya gembira reaksi rakyat luar biasa besar. Mudah-mudahan momentum ini dipakai untuk berbenah,” pungkas Rizal.
(Agusto/PM)