Jakarta – Rencana pemerintah untuk membangun Giant Sea Wall dengan anggaran fantastis sekitar Rp1.300 triliun mendapat penolakan keras dari peserta pekerja. Penolakan tersebut disampaikan peserta dalam rapat konsolidasi Forum Urun Rembug Serikat Pekerja/serikat buruh seluruh Indonesia, yang menilai proyek ini berpotensi menghamburkan dana negara dan hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Sebagai gantinya, serikat pekerja menawarkan solusi alternatif berupa penanganan banjir dan permasalahan di kawasan Pantura secara komprehensif dengan anggaran jauh lebih efisien, sekitar Rp50 triliun. Menurut mereka, langkah ini tidak hanya lebih efektif, tetapi juga berpotensi menghasilkan ratusan triliun rupiah bagi negara serta menciptakan lapangan kerja hingga satu juta orang.
Selain fokus pada penanganan banjir, serikat pekerja menilai dana Rp1.300 triliun seharusnya dialokasikan untuk membangkitkan kembali sektor industri nasional yang kini mengalami perlambatan pertumbuhan. Dengan penguatan industri, diperkirakan akan tercipta sekitar sembilan juta lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan penerimaan negara, baik dari sektor pajak maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Isu lain yang turut menjadi sorotan dalam rapat konsolidasi adalah kondisi infrastruktur di kawasan perumahan menengah bawah dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Banyak kawasan perumahan dinilai berubah menjadi lingkungan kumuh akibat kurangnya perhatian pada kualitas pembangunan.
Serikat pekerja berharap pemerintah lebih serius dalam membenahi perumahan rakyat, sehingga fasilitas dan infrastruktur yang tersedia benar-benar berkualitas dan tidak sekadar dibangun secara asal-asalan.
Rapat konsolidasi ini dihadiri oleh berbagai pimpinan serikat pekerja dan tokoh buruh seluruh indonesia, yang secara tegas mendorong agar kebijakan pembangunan diarahkan pada kepentingan rakyat banyak, bukan pada proyek raksasa yang sarat kepentingan sempit.