https://pikiranmerdeka.com

Wujudkan Demokrasi

Tertekan Inflasi AS, akhirnya Rupiah ambrol ke Rp15.020

Jul 14, 2022

PikiranMerdeka.com – Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar kian ketat, hari ini nilai tukar rupiah bertengger di posisi Rp15.020 per dolar AS pada Kamis (14/7).

Mata uang Garuda melemah 28,5 poin atau 0,19 persen. Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.999 per dolar AS di hari ini.

Dari kawasan Asia mata uang terpantau bervariasi. Yen Jepang terpantau melemah 1,43 persen, dolar Singapura menguat 0,21 persen dan won Korea Selatan melemah 0,39 persen.

Lalu peso Filipina menguat 0,22 persen, diikuti oleh yuan China melemah 0,44 persen dan ringgit Malaysia melemah 0,16 persen. Sedangkan, baht Thailand melemah 0,85 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan di penutupan perdagangan hari ini.

Kemudian juga terjadi pergerakan mata uang negara maju yang bervariasi. Terpantau euro Eropa melemah 0,41 persen dan poundsterling Inggris melemah 0,38 persen, diikuti oleh franc Swiss melemah 0,69 persen.

Lebih daripada itu, mata uang dolar Kanada melemah 0,54 persen, dolar Australia melemah 0,21 persen dan rubel Rusia menguat 1,78 persen.

Dari keadaan ini bahwa inflasi yang tinggi ini dinilai akan membuat kebijakan dari sisi moneter lebih ketat. Bank Sentral AS, The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari bulan lalu.

Terkait itu Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah didorong oleh realisasi inflasi AS yang capai rekor baru. Inflasi AS tembus 9,1 persen di Juni 2022, tertinggi dalam 41 tahun terakhir.

“Data inflasi AS yang tinggi mendorong ekspektasi pengetatan moneter lebih lanjut dari Federal Reserve AS yang lebih cepat dan arus safe-haven di tengah meningkatnya kekhawatiran akan resesi,” ujarnya kepada awak media, dikutip PikiranMerdeka.com dari CNNIndonesia.com.

Menurutnya, pelaku pasar bahkan memperkirakan the Fed menaikkan suku bunga hingga 100 basis poin atau 1 persen pada FOMC meeting selanjutnya. Sebab, saat inflasi di 8,6 persen pada Mei 2022, kenaikan Fed Fund Rate tercatat sebesar 75 basis poin.

Hal ini sejalan dengan bank sentral negara maju lainnya yang menaikkan suku bunga untuk meredam lonjakan inflasi.

“Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga Fed satu persentase poin bersejarah akhir bulan ini. Bank sentral global lainnya melakukan pengetatan moneter untuk menurunkan harga komoditas yang melonjak,” pungkasnya.

(Agt/PM – CNN)