The Fed Tahan Langkah, Dampak Tarif Pada Inflasi di Indonesia Masih Tanda Tanya Besar?

Jun 24, 2025

Gubernur Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, menegaskan bahwa bank sentral AS masih butuh kejelasan soal dampak tarif perdagangan terhadap inflasi sebelum mengambil langkah kebijakan baru. Meskipun data inflasi belakangan ini terlihat cukup positif, kehati-hatian tetap dikedepankan.

“Selama dua hingga tiga bulan terakhir, data inflasi menunjukkan tren yang menggembirakan. Ini sejalan dengan jalur disinflasi yang kami prediksi,” ujar Kashkari dalam sebuah forum di La Crosse, Wisconsin, Selasa 24/6/2025.

Namun, ia menekankan bahwa efek penuh dari tarif belum sepenuhnya terlihat. “Kami masih menganalisis apa dampak riilnya, sebelum membuat perubahan besar dalam arah kebijakan kami,” tambahnya.

Perbedaan pandangan pun muncul di internal The Fed. Sejumlah pejabat terbuka pada kemungkinan pemangkasan suku bunga, bahkan seawal Juli. Namun sebagian lainnya, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell, memilih menunggu. Powell mengatakan kepada Kongres bahwa pihaknya tidak akan gegabah memangkas suku bunga, mengingat ketidakpastian ekonomi yang masih membayangi, termasuk dari sisi kebijakan tarif.

Inflasi yang menjadi indikator utama The Fed sempat turun menjadi 2,1% pada April sedikit di atas target ideal 2%. Namun, proyeksi terbaru memperkirakan inflasi bisa kembali naik ke level 3% di akhir tahun ini.

Dengan kondisi tersebut, arah suku bunga tetap bergantung pada sejauh mana efek kebijakan perdagangan akan menjalar ke harga-harga barang dan kestabilan ekonomi secara keseluruhan.

Langkah hati-hati The Fed dalam merespons inflasi dan tarif menandakan ketidakpastian ekonomi global masih tinggi. Bagi Indonesia, ini bisa memicu volatilitas nilai tukar, tekanan terhadap neraca perdagangan, dan tantangan dalam menjaga stabilitas ekonomi domestik. Oleh karena itu, penting bagi otoritas Indonesia (Bank Indonesia dan Kemenkeu) untuk terus menjaga kepercayaan investor, stabilitas rupiah, dan menyesuaikan kebijakan fiskal-moneter secara adaptif.

(Agt/PM – Bloomberg)