Foto: Presiden Prabowo Subianto meresmikan secara hybrid Peningkatan Produksi Minyak di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu pada Kamis, 26 Juni 2025 Foto: BPMI Setpres/Citra
Langkah Presiden Prabowo untuk mewujudkan swasembada energi nasional terus digenjot sebelum terjadi konflik Israel Iran. Ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintahan pemerintahan Prabowo untuk kemandirian sektor energi dalam negeri.
Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi meresmikan peningkatan produksi minyak di Blok Cepu sebesar 30.000 barel per hari (bph) melalui sambungan daring pada Kamis, 26 Juni 2025.
Pengangguran Capai 70 Juta, Menteri Karding Dorong Warga Kerja di Luar Negeri
SBN RI Tetap Laris Manis Meski Ekonomi Dunia Gelap
Presiden menekankan bahwa kemandirian energi adalah bagian penting dari kedaulatan bangsa, dan peningkatan produksi ini menunjukkan hasil nyata dari arah kebijakan yang telah ditetapkan. Ia menyampaikan rasa syukur atas kekayaan alam Indonesia yang besar, terutama di sektor energi.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan bahwa peningkatan produksi berasal dari proyek pengeboran di Lapangan Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) yang menggunakan rig buatan dalam negeri. Teknologi ini menjadi simbol kemajuan industri migas nasional.
Pertamina berhasil menyelesaikan pengeboran tujuh sumur baru dalam waktu 10 bulan lebih cepat dari target. Sumur-sumur ini diproyeksikan mampu menambah produksi hingga 30.000 bph, sehingga total produksi tahunan Blok Cepu pada 2025 diperkirakan menembus 170.000–180.000 bph.
Lima Strategi Kementrian PU Wujudkan Swasembada Pangan Prabowo
Blok Cepu sendiri adalah wilayah kerja migas yang terletak di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan hak partisipasi masing-masing 45 persen dikuasai oleh Pertamina EP Cepu dan ExxonMobil Cepu Limited (sebagai operator), serta 10 persen oleh BUMD setempat. Saat ini, Blok Cepu menyumbang lebih dari seperempat total produksi minyak Indonesia.
Peresmian ini juga dihadiri oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan, dan President of ExxonMobil Indonesia Wade Floyd. Upaya ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan impor minyak.
(Agt/PM – Sumber: Kompas)