Memasuki Usia 70 Tahun Sarbumusi Kian Terus Matang

Sep 28, 2025

Pikiranmerdeka.com, Jakarta – Konfederasi Sarbumusi di usianya yang sudah memasuki 7 dekade ini akan terus matang. Kami akan bergang teguh dan menajalankan qaidah ushul fiqh _al muhkhafadlotu ‘ala qodimish sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah.

“Bahwa nilai dan warisan lama akan kami jaga dan pelihara, sembari terus bertransformasi dengan menjadikan inovasi dan pembaharuan sebagai sebagai madzhab transformatif sehingga Sarbumusi akan terus relevan dan beradaptasi dengan tantangan zaman,” ungkap Irham Ali Saifuddin Presiden Konfederasi Sarbumusi dalam sambutannya pada Harlah 70 Tahun Konfederasi Sarbumusi, di Teater Wahyu Sihombing, TIM, Cikini, Jakarta pada Minggu (28/9/2025)

Lebih lanjut dalam sambutanya, Karenanya, di Harlah 70 Tahun ini kami mengambil tema “Sarbumusi Berbudaya, Sarbumusi Berdaya” karena organisasi ini lahir dan berkembang selama 7 dekade beserta segenap tantangannya karena menggunakan pendekatan kebudayaan dalam diplomasi pengorganisasian dan khidmah sosial, “pungkas” nya.

Diketahui, didirikan di Pabrik Gula Sidoarjo pada 27 September 1955, kini Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) telah genap berusia 70 tahun.

Usia yang sudah cukup matang dalam perjalanan manusia. Sarbumusi telah melalui perlintasan-perlintasan sejarah Indonesia sebagai negara-bangsa.

Kondisi sosio-politik Indonesia ketika Sarbumusi didirikan adalah menguatnya politik aliran.

Di era politik aliran yang mewarnai Indonesia pasca kemerdekaan, partai-partai politik seakan berpacu dalam perlombaan konsolidasi basis-basis massa profesi seperti buruh, tani, nelayan, seni-budaya dan buruh kerah biru.

Bahkan SOBSI pada pertengahan 1950-an sudah memiliki anggota 2,6 juta anggota. Sebuah ceruk konsolidasi dan modal elektoral yang sangat berharga untuk dilewatkan!

Partai NU saat itu melihat kelas buruh merupakan elemen penting sebagai salah satu motor penggerak utama partai. Sarbumusi mendapatkan perhatian yang memadai sebagai salah satu vehicle konsolidasi.

Bahkan, pada Pemilu 1971 ketika Partai NU menjadi pesaing utama Golkar, Sarbumusi merupakan kontributor utama elektoral. Bayangkan saja, anggota Sarbumusi saat itu sudah mencapai 2,5 juta. Hanya beda 100.000 dari era kejayaan SOBSI yang telah dibubarkan oleh pemerintah.

Ketika penulis mendapatkan mandat Kongres Akbar ke-VI tanggal 29 September 2022, Sarbumusi sudah memiliki 8 federasi. Kini, Konfederasi Sarbumusi telah memiliki 14 federasi plus 1 federasi yang sedang proses bergabung.

Adapun sektor dari federasi-federasi yang bergabung ini pun sangat bervariasi, mulai dari sektor yang sangat ‘established’ seperti BUMN, perbankan, dan industri manufaktur multinasional, hingga sektor yang in nature sangat informal seperti pekerja rumah tangga (PRT), pekerja migran Indonesia (PMI), anak buah kapal (ABK) migran, hingga sopir-sopir logistik dan transportasi daring.

Belakangan, sektor pelabuhan dan strategis nasional pun resmi bergabung menjadi federasi baru di Sarbumusi. Di saat yang sama, saat ini Konfederasi Sarbumusi sedang melakukan konsolidasi di sektor perkereta apian dan penerbangan yang tentu akan menambah kekuatan konsolidasi Sarbumusi di dunia ketenagakerjaa di masa mendatang.

Selain itu, Konfederasi Sarbumusi juga memiliki cabang-cabang istimewa di negara-negara yang menjadi tujuan WNI bekerja. Salah satunya adalah Malaysia.

Di negeri jiran tersebut, Konfedrasi Sarbumusi sudah memiliki anggota lebih dari 100 ribu dan aktif dalam pendampingan, edukasi, advokasi hingga pelayanan pekerja migran yang mendapatkan musibah, bahkan hingga meninggal dunia. Di Malaysia, DPCI Sarbumusi Kuala Lumpur memiliki mobil ambulans dan jenazah untuk pelayanan anggota.

Sementara di Taiwan, Hong Kong, Korea dan Jepang kami juga memiliki anggota dan variasi pelayanan yang cukup beragam dan kuat. Sarbumusi saat ini terus berbenah di negara-negara Timur Tengah yang telah memiliki kepengurusan cabang istimewa.

“Bahkan kini kami sedang mempersiapkan diri dan konsolidasi di kawasan Eropa dan Amerika. Perkembangan yang menggembirakan sekaligus penuh tantangan,” Jelas Irham.

Terakhir, sebagai bagian dari tahaddus bin ni’mah atau kabar gembira, tahun ini salah satu federasi kami, yakni Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI), telah berhasil membuat collective bargaining agreement (CBA) atau perjanjian kerja bersama dengan Pemerintah Taiwan

“Kerjasama tersebut meliputi 3 (tiga) asosiasi tuna Taiwan guna mengoptimalkan perlindungan, pelayanan dan promosi pekerjaan di sektor ABK migran,” Pungkas Irham Ali Saifuddin Presiden Konfederasi Sarbumusi.

Kontributor : Amhar