Pikiranmerdeka.com, Jakarta – Lembaga Studi Visi Nusantara menggelar diskusi media bertajuk “Kontroversi Pilkada Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan” yang berlangsung pada Senin (16/12/2024) di Cafe Rahang Tuna Sedap Max Menteng, Cik Ditiro Menteng, Jakarta Pusat
Diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Yusfitriadi dari Visi Nusantara Maju, Jeirry Sumampow dari TePi Indonesia, Jojo Rohi dari KIPP Indonesia, Ray Rangkuti dari LiMa Indonesia, Lucius Karus dari Formappi Indonesia dan Arif Susanto dari Exposit Strategic serta Rizki Riyanto selaku Direktur Eksekutif LS Vinus, yang sekaligus bertindak sebagai moderator.
Rizki Riyanto mengungkapkan bahwa pasangan calon nomor 1 hanya memperoleh suara sekitar 27-28% langsung jadi pemenang, sementara pasangan calon nomor 2, yang telah didiskualifikasi, justru mendapat lebih dari 70% suara. Namun, karena aturan PKPU menetapkan bahwa suara yang diberikan kepada pasangan calon yang didiskualifikasi secara otomatis dihitung untuk pasangan calon yang sah dalam surat suara, pasangan nomor 1 akhirnya dinyatakan Pemenang.
Ray Rangkuti dari Lima Indonesia juga menanggapi terkait pada pemilihan pilkada melawan kotak kosong. Jangan seperti main bola tanpa lawan, ngga ada kiper, ngga ada sayap kanan pemain tapi tidak bisa mencetak gol “ini kan lucu jadinya, KPU ini harusnya rasional bukan malah irasional,” ucapnya.
“Diskusi ini menggambarkan kompleksitas kasus di Pilkada Banjarbaru, termasuk bagaimana sanksi diberlakukan terhadap pasangan calon secara keseluruhan, meskipun pelanggaran mungkin hanya dilakukan oleh salah satu pihak dalam pasangan tersebut,” jelas Rizki Riyanto menambahkan. (Amhar)