Memasuki 25 tahun reformasi, harapan perubahan yang lebih baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara yang telah dicanangkan oleh seluruh komponen bangsa ditahun 1998, dirasakan masih jauh dari harapan.
Terkait itu, ekonom nasional juga mantan menteri koordinator serta pejabat negara era Presiden Gusdur, Megawati, dan Jokowi, Dr. Rizal Ramli sampaikan cacatan kritis atas perjalanan 25 tahun reformasi.
Catatan kritis perjalanan 25 tahun reformasi dishare oleh Rizal Ramli disalah satu WhatsApp group, Kamis 11/5/2023, sebagai berikut;
32 tahun, Pak Harto akhirnya jatuh 21 Mei 1998, hasil perjuangan mahasiswa & aktivis-aktivis pro demokrasi. Setelah itu, 4 tahun (1998-2001) terjadi masa emas (honeymoon) demokrasi era Habibie dan Gus Dur; pers bebas, DPR kritis, desentralisasi, ekonomi pulih dari -13% jadi +4%, gini index terendah
SBY dan Mega melanjutkan stabilisasi demokrasi & penguatan KPK. Sejak Jokowi 2014, terjadi pembalikan reformasi atau “Deformasi”, demokrasi merosot, UU ITE main tangkap, pelemahan KPK, KKN vulgar & masif, ekonomi untuk oligarki, 40% orang miskin, KUHAP baru otoriter, utang ugal-ugalan
Jkw bangun dinasti bisnis & politik, jinakkan DPR (dgn kooptasi Ketum-Ketum Partai) shg fungsi kontrol DPR lumpuh, Ketua MK ipar Jkw berubah jadi “Mahkamah Keluarga” – pelanggaran etika hukum dan conflict-of-interest, buzzeRP & SurveyRP perusak demokrasi. Demokrasi “Sure-Pay” 😄
Deformasi dan “Demokrasi Sure-Pay” semakin menjauhkan Indonesia dari cita2 kemerdekaan. Bagaikan handphone yg terus error, pilihanya hanya “Total Reset” atau ganti Handphone. Matahari Jkw sudah mau tenggelam, Matahari baru akan terbit.
Rizal Ramli
11 Mei 2023
(Agt/PM)