Pikiranmerdeka.com – ANJUNGPINANG | Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang, Rabu (16/4/2025), saat sebuah pesawat milik maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 288 mengalami pelepasan ban ketika mendarat. Meski peristiwa ini cukup mengkhawatirkan, seluruh penumpang selamat dan pesawat berhasil mendarat tanpa menimbulkan korban jiwa.
Garuda Indonesia langsung menyampaikan permintaan maaf resmi kepada publik. Direktur Operasi Garuda Indonesia, Capt. Tumpal M Hutapea, dalam keterangannya kepada wartawan pada Kamis (17/4/2025), menyatakan bahwa insiden ini menjadi pelajaran penting dan mendorong pihaknya untuk semakin memperketat pengawasan dan evaluasi sistem keselamatan penerbangan.
“Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan ini. Kejadian ini menjadi bahan evaluasi internal kami untuk terus memperkuat aspek keselamatan dan pelayanan,” ujar Capt. Tumpal.
Merespons kejadian tersebut, maskapai pelat merah ini langsung melakukan penggantian ban dengan suku cadang baru yang telah sesuai dengan standar operasional penerbangan internasional. Pemeriksaan teknis secara menyeluruh juga telah dilakukan guna memastikan seluruh sistem pesawat berfungsi secara optimal dan tidak membahayakan penerbangan berikutnya.
Sementara itu, General Manager Garuda Indonesia Cabang Tanjungpinang, Muhammad Ikhsan, menjelaskan bahwa ada sekitar 11 penumpang yang terdampak jadwal penerbangan karena proses penanganan insiden. Mereka kemudian dialihkan menggunakan maskapai lain agar tetap bisa melanjutkan perjalanan tanpa kendala berarti.
“Keselamatan dan kenyamanan penumpang adalah prioritas utama kami. Kami berharap insiden ini menjadi yang terakhir dan tidak mempengaruhi kepercayaan publik terhadap dunia penerbangan, khususnya terhadap Garuda Indonesia,” tegas Ikhsan.
Insiden ini kembali mengingatkan pentingnya standar keselamatan dalam dunia penerbangan. Meski tidak berujung pada tragedi, insiden copotnya ban pesawat saat mendarat bukanlah hal sepele. Diperlukan keseriusan dan transparansi dalam perawatan armada serta tanggung jawab penuh dari maskapai agar keselamatan penumpang selalu berada di atas segalanya.
Penerbangan bukan sekadar perjalanan udara, tapi menyangkut kepercayaan publik terhadap sistem yang menjamin nyawa setiap insan di dalamnya. Kejadian ini menjadi refleksi penting bagi seluruh pelaku industri penerbangan nasional.
Editor: Agusto Sulistio