JAKARTA, PIKIRANMERDEKA.COM – Adanya isyu akan digelarnya Mubes Bamus Betawi tandingan disalah satu hotel di Jakarta Selatan, tokoh aktivis kelahiran Betawi Jalih Pitoeng minta Kapolres Jakarta Selatan membubarkannya demi keamanan dan ketertiban.
Menurut Jalih Pitoeng, Mubes tandingan yang isyunya akan digelar pada hari Senin 25 September 2023 esok tersebut jika dipaksakan diselenggarakan dapat berpotensi menimbulkan perpecahan bahkan keributan sehingga menimbulkan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat.
“Jika Mubes tandingan tersebut dipaksakan digelar oleh orang-orang yang tidak puas atas hasil keputusan Mubes ke VIII Bamus Betawi yang sudah dilaksanakan di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah pada 30 Agustus 2023 lalu, maka ini dapat berpotensi menimbulkan perpecahan bahkan keributan sesama anak Betawi” ungkap Jalih Pitoeng, Minggu (24/09/2023).
“Oleh karena itu saya meminta kepada pihak kepolisian dalam hal ini Kapolres Jakarta Selatan selaku pemegang otoritas wilayah hukum, agar acara tersebut dihentikan dan dibubarkan demi keamanan dan ketertiban” pinta Jalih Pitoeng.
Selain itu, Jalih Pitoeng juga menghimbau kepada para pihak yang tidak puas atau tidak mendapat dukungan yang signifikan sebagai calon ketua umum sehingga gagal terpilih menjadi calon ketua umum Bamus Betawi untuk bisa berbesar hati dan menerima keputusan Mubes ke VIII Bamus Betawi yang sudah diputuskan dan ditetapkan bersama serta dihadiri oleh unsur ormas pendukung Bamus Betawi sekaligus dihadiri oleh para tokoh-tokoh pendiri serta Majelis adat Bamus Betawi.
“Sebagai pemegang amanat AD ART Bamus Betawi dalam hal ini Badan Pengurus Harian Bamus Betawi yang sah sudah menunaikan tugasnya menggelar Mubes ke VIII yang pastinya telah melalui prosedur yang benar dengan membentuk kepanitiaan untuk itu secara formal” Jalih Pitoeng menegaskan.
“Sehingga jika ada pihak-pihak yang memaksakan ingin menggelar Mubes tandingan, maka apa dasarnya” tanya Jalih Pitoeng tegas.
Ditanya tentang isyu yang dihembuskan oleh segelintir orang bahwa RIANO sebagai ketua umum terpilih saat ini adalah bukan anak Betawi Asli, aktivis Betawi yang dikenal sangat kritis ini justru balik bertanya.
“Apakah mereka yang saat ini ngotot mau menggelar Mubes tandingan adalah benar-benar anak Betawi Asli?” Jalih Pitoeng balik bertanya.
“Saat ini kita belum punya lembaga kajian tentang nasab kebetawian” imbuh Jalih Pitoeng menegaskan.
“Sehingga apa parameternya untuk menguji tentang originalitas seseorang tersebut adalah anak Betawi Asli. Ayah dan kakeknya minimal asli Betawi” tanya Jalih Pitoeng.
“Atau jangan-jangan orang-orang yang mengaku-ngaku anak Betawi Asli justru hanya hasil keturunan silang atau bahkan hanya numpang lahir dan sekedar cari makan saja ditanah Betawi” tegas Jalih Pitoeng.
“Karena saat ini banyak orang-orang yang ngaku-ngaku anak Betawi Asli, cinta Betawi, Bela Betawi, tapi hanya memanfaatkan ikon, ornamen serta sebutan Betawi hanya untuk meraih keuntungan atau kepentingan serta syahwat pribadi dan kelompoknya saja. Atau bahkan hanya untuk kepentingan politik praktis sesaat saja” Jalih Pitoeng mengingatkan.
“Lagi pula didalam AD ART, Peraguran Organisasi serta ketetapan-ketetapan yang dihasilkan berdasarkan keputusan rapat organisasi Bamus Betawi tidak mengatur akan hal itu” lanjut Jalih Pitoeng.
“Oleh karena itulah saat ini kita sudah memiliki lembaga adat yang namanya Majelis Kaum Betawi. Dimana saya usulkan agar pengurusnya wajib hukumnya anak Betawi Asli. Karena MKB adalah lembaga keadatan ditanah Betawi dan bukan Ormas seperti pada umumnya” Jalih Pitoeng menegaskan.
“Terakhir saya berpesan sekaligus meminta kepada semua pihak agar tidak menebar informasi yang keliru dan terkesan membodohi serta menyesatkan sekaligus memecah belah sesama anak Betawi hanya untuk kepentingan pribadi dan sesaat. Karena hal tersebut dapat menciderai harkat dan martabat kita sebagai anak Betawi yang tidak bodoh sehingga mudah diadu domba” pungkas Jalih Pitoeng.