Pikiranmerdeka.com, Jakarta – PT. Transportasi Jakarta menggelar Public Expose dengan harapan, semoga Perseroan dapat terus maju dan berkembang memberikan layanan jasa Transportasi yang aman, nyaman dan berkesinambungan
Pertama, tinjauan kinerja keuangan perseroan Tahun 2023
Analisis keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Heliantono & Rekan dengan sebagaimana tertuang dalam Laporan Auditor Independen 0342/2.0459/AU.1/06/1511-4/1/III/2024 tertanggal 28 Maret 2024
Pendapatan Bersih
Tahun 2023 Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 242,8 milyar sementara pendapatan tahun 2022 sebesar Rp. 253,25 milyar. Terdapat penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini diakibatkan karena penerapan tarif berjenjang yang diberlakukan untuk biaya service maintenance yang dibayarkan PT Transportasi Jakarta ke Perseroan. Pembayaran service maintenance ditahun 2022 merupakan pembayaran dengan tarif tertinggi, sehingga secara total pendapatan kotor Perseroan ditahun 2022 lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2023.
Biaya Langsung
Beban biaya langsung mengalami penurunan sebesar 5,19% atau sebesar Rp 9,74 milyar dibandingkan dengan tahun 2022. Di tahun 2023 jumlah biaya langsung dibukukan sebesar Rp.177,9 milyar sedangkan tahun 2022 sebesar Rp 187,6 milyar.
Biaya Usaha
Biaya usaha Perseroan relatif stabil mengingat tidak banyak perubahan formasi yang dilakukan Perseroan baik dari sisi jumlah karyawan maupun lainnya. Biaya usaha tahun 2023 dibukukan sebesar Rp. 14,64 milyar atau sementara tahun 2022 Perseroan mencatat biaya usaha sebesar Rp 14,93 milyar.
Laba (rugi) bersih
Pada tahun 2023, Perseroan mencatat Laba bersih sebesar Rp 19,56 Milyar dan Rp 10,44 milyar pada tahun 2022. Laba Perseroan mengalami peningkatan sebesar 87,23% atau sebesar Rp 9,1 milyar jika dibandingkan dengan Laba tahun sebelumnya.
Penyebabnya adalah penurunan tingkat bunga yang diterapkan leasing seiring saldo utang atas Pinjaman ke PT Indomobil Finance (IMFI) atas pembelian unit bus yang semakin mengecil, sesuai dengan yang disepakati di perjanjian fasilitas pembiayaan antara Perseroan dengan IMFI.
Aset
Total asset Perseroan ditahun 2023 sebesar Rp. 237,3 milyar mengalami penurunan 12,39% atau Rp 33,54 milyar jika dibandingankan dengan tahun 2022 yang membukukan total aset sebesar Rp. 270,8 milyar. Penurunan ini terjadi karena penyusutan Aset Bus yang dibukukan sesuai dengan kebijakan Perseroan.
Kewajiban
Pada tahun 2023 nilai kewajiban Perseroan sebesar Rp. 275,53 milyar, mengalami penurunan sebesar 16,16% atau Rp 53,1 milyar dibandingkan tahun 2022 yang membukukan nilai kewajiban sebesar Rp 328,6 milyar. Penurunan kewajiban ini disebabkan karena pembayaran utang leasing atas pinjaman Aset Bus ke IMFI
Defisiensi Modal
Nilai Defisiensi Perseroan pada tahun 2023 adalah sebesar Rp 38,2 milyar atau mengalami Penurunan Rp 19,56 milyar jika dibandingkan tahun 2022 yang mencatat sebesar Rp 57,8 milyar.
Likuiditas dan Solvabilitas
Pada tahun 2023, jumlah aset Perseroan mengalami penurunan sebesar Rp 33,54 milyar dari Rp. 270,84 milyar ditahun 2022 turun menjadi Rp 237,3 milyar pada tahun 2023. Begitu juga dengan Hutang Perseroan pada tahun 2023, nilai kewajiban Perseroan sebesar Rp275,5 milyar, turun sebesar Rp 53,1 milyar dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp 328,6 milyar.
KEDUA, TINJAUAN KINERJA SEGMEN USAHA PERSEROAN
Kinerja Operasional Bus Transjakarta milik Perseroan selama tahun 2023 cukup baik dan meningkat dibandingkan tahun 2022. Pencapaian Kilometer Tempuh sepanjang tahun 2023 sebesar 9.551.951 kilometer dan pencapaian untuk tahun 2022 sebesar 9.420.897 kilometer. Sehingga untuk tahun 2023 berhasil dilakukan peningkatan kilometer tempuh sebesar 1,39% atau sebesar 131.054 km.
Pencapaian kilometer tempuh per bus operasional pada tahun 2023 sebesar 232,4 km/bus operasional, angka ini masih berselisih 4,6 km dengan target minimum kilometer tempuh sebesar 237 km/bus sebagaimana disepakati dalam Kontrak kerjasama yang telah ditandatangai Perseroan dengan PT Transportasi Jakarta.
Peningkatan kinerja operasional ini berdampak positif pada pendapatan Perseroan. Pada tahun 2023, Pendapatan bersih Perseroan dibukukan sebesar Rp.242 milyar, Laba Bersih meningkat dari tahun 2022 sebesar Rp. 10 milyar naik menjadi Rp. 19 milyar di tahun 2023.
Kinerja operasional Perseroan secara berkala dilakukan evaluasi, khususnya terkait dengan pencapaian km tempuh harian. Manajemen Perseroan secara intens melakukan komunikasi dengan pihak perwakilan PT Transportasi Jakarta selaku pemberi kerja yang mengatur rencana operasi setiap harinya.
Perseroan selalu berusaha memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Indikator SPM dimaksud berupa keamanan, keselamatan, kenyamanan, keteraturan dan kesetaraan. Untuk meraih Indikator SPM dimaksud Perseroan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum (SMKPAU)
Konstruksi dari SMKPAU meliputi: a. Armada
:
b. Tata Cara Pemuatan (Penumpang):
Perseroan wajib menyediakan armada yang handal dan terkontrol
Pelaksanaan pemuatan wajib dengan rasa peduli dan melindungi
c. Pramudi
d. Penanganan Darurat
e. Lintasan
: Pramudi yang bekerja wajib memenuhi syarat kompeten, prima dan disiplin
: Perseroan wajib siap dan sigap menangani kondisi darurat
: Perseroan selalu mengupdate kondisi lintasan/jalan/rute yang dilalui membuat Langkah antisipasi dan mensosilaisasikan ke Pramudi
Konstruksi SMKPAU tersebut diraih dengan melakukan berbagai cara diantaranya, dalam penyiapan armada Perseroan berkontrak dengan Agen Tunggal Pemegang Merk bus Volvo yaitu PT Indotruck Utama (ITU). Hasilnya Perseroan pada tahun 2022 mendapat juara terbaik dalam hal perawatan bus dari PT Transportasi Jakarta.
Guna menyiapkan point b, c, d dan e Konstruksi SMKPAU Perseroan melakukan training kepada Pramudi baik dilakukan secara internal maupun dengan melibatkan diantaranya pihak PT Transportasi Jakarta selaku regulator, ITU selaku APM, Instansi Pemadam Kebakaran (Damkar), Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Dinas Perhubungan.
Usaha terus menerus ini wajib dilakukan karena tantangan yang dihadapi juga selalu berubah baik dari sisi adanya turn over Pramudi, banyaknya proyek yang berhimpit di rute/lintasan/jalan koridor busway dst.
KETIGA, ASPEK PEMASARAN
Perseroan dalam memberikan pelayanan jasa angkutan kepada masyarakat selalu tunduk dan taat atas ketentuan yang teruang dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 13 Tahun 2019 atas perubahan Pergub No. 33 tahun 2017 tentang tentang Standar Pelayanan Minimal Layanan Angkutan Umum Transjakarta. Didalamnya diatur mengenai kondisi kebersihan dan kesiapan teknis bus, kesiapan Pengemudi dan cara pelayanan yang harus dipenuhi oleh Perseroan sebagai operator Transjakarta.
Dalam hal luasnya jangkauan wilayah pemasaran produk berupa layanan jasa tranportasi dengan menggunakan bus Transjakarta kepada warga DKI Jakarta sangat tergantung dari penugasan koridor/rute mana yang dilayani dari PT Transportasi Jakarta kepada Perseroan. Kondisi saat ini PT Transportasi Jakarta menetapkan aturan Clustering, dimana satu koridor dilayani oleh maksimal 2 (dua) Operator yang letak Pool Busnya paling dekat dengan Halte awal koridor Bus Transjakarta tersebut.
KEEMPAT, STRATEGI BISNIS DAN MASA DEPAN
Kota Jakarta pada tahun 2024 walaupun tidak lagi berpredikat sebagai Ibukota Negara namun tetap berperan penting sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berpindahnya aktivitas Pemerintah Pusat justru akan mengurangi beban berlebih yang ditanggung Jakarta, sehingga dapat diyakini pertumbuhan ekonomi Jakarta akan tetap tumbuh positif.
Kesinambungan Transjakarta tetap menjadi prioritas Pemerintah Daerah Khusus Jakarta, bahkan arah kebijakan kedepan adalah hanya menghadirkan angkutan bus listrik, sekaligus sębagai upaya memperbaiki kualitas kehidupan di Jakarta.
Pemerintah Provinsi DK Jakarta secara bertahap terus meningkatkan jumlah armada bus listrik untuk angkutan publik, dan untuk tahun 2024 direncanakan pengadaan 200 unit bus listrik dalam layanan Transjakarta.
Kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk menata transportasi angkutan umum secara berkesinambungan telah membuka peluang usaha yang sangat menjanjikan bagi Perseroan. Sebagai salah satu perusahaan transportasi angkutan umum yang telah berkiprah lebih dari 50 tahun melayani masyarakat pengguna jasa angkutan umum khususnya daerah Jabodetabek, Perseroan akan terus berupaya meningkatkan kemampuan dan kesiapan untuk dapat berpartisipasi dalam pengadaan bus listrik ini.
Perseroan saat ini memiliki kuota bus terintegrasi layanan Transjakarta Daerah Khusus Jakarta sebesar 319 unit bus, dan saat ini sudah terealisasi sebesar 116 unit, sehingga masih terdapat kuota sebesar 203 unit bus. Untuk merealisasikan kuota tersebut, Perseroan berupaya untuk ikut serta dalam memberikan pelayanan yang ramah lingkungan dengan menggunakan Bus Listrik yang memiliki efisiensi operasi yang sangat baik. Kerjasama dengan produsen Bus Listrik telah dilakukan Perseroan. Selain itu upaya dengan mengikuti lelang pengadaan bus listrik yang diadakan oleh PT Transportasi Jakarta juga telah dilakukan Perseroan dengan tipe bus Listrik High Deck. (ahr/purnomo)