https://pikiranmerdeka.com

Wujudkan Demokrasi

KABINET FUFUFAFA ???

Okt 17, 2024

Oleh : Dr. Anton Permana
(Pengamat Geopolitik dan Pemerintahan. Direktur TDM Institute)

Kenapa dinamakan kabinet Fufufafa ? Pertama, pemanggilan deretan nama para calon menteri dan wamen dilaksanakan presiden terpilih Prabowo Subianto sangat bertepatan ketika berita tentang akun Fufufafa berada di puncak rating segala isu nasional. Akun Fufufafa yang disangkakan oleh pakar telematika Roy Suryo adalah 99,9 % otentik dengan Gibran Raka Buming sedang dirujak habis, di kuliti oleh Netizen tanpa perlawanan.

Kedua, sampai saat ini, kita semua tentu bertanya-tanya apa sih maksud arti dari kata “Fufufafa” ini ? Apakah itu anonim ? Singkatan ? Atau simbol dari seorang tokoh dari sebuah komik atau sejarah ?Lalu, apa kaitannya dengan rencana kabinet yang tak lama lagi akan dibentuk oleh Prabowo? Semuanya disangkutkan karena publik melihat dari formasi nama-nama calon mengisi pos menteri berdasarkan nama yang sudah diundang ke Kertanegara 4 dan Hambalang, juga tak jelas judulnya. Alias fufufafa.

Dikatakan sebagai Zaken Kabinet, sangat jauh dari panggang dan api. Karena jelas banyak nama-nama lama yang selama ini punya banyak catatan dan kinerja mengecewakan publik. Kalaupun ada nama-nama baru juga lebih parah lagi, dominan diisi oleh para tim sukses dan proxy kelompok elit tertentu. Yang sudah tentu tidak sesuai dengan jargon “The right Man on the right place”.

Nah, dari pada kita bingung mencari nama lain makanya nama yang tepat untuk kabinet baru ke depan ini adalah Kabinet Fufufafa. Dengan catatan, jika Prabowo tidak bergeming dan masih mengikuti formasi yang penuh bau-bau status quo ini. Lalu apa kritikal yang menarik dari formasi kabinet era Joko Widodo dengan Fufufafa hari ini ?

Pertama, di era tahun pertama pemerintahan Joko Widodo di lantik, publik saat itu sangat underestimate dengan performance seorang Joko Widodo. Apalagi perbandingannya saat itu adalah Presiden SBY. Yang tentu dari segala aspek Joko Widodo kalah dan malah diibaratkan sebagai antitesanya SBY yang borjuis, priyayi, intelek dan gagah.

Namun, Joko Widodo menjawab semua keraguan publik dengan menempatkan orang-orang terpilih duduk dalam kursi kabinetnya, seperti ; (Alm) Rizal Ramli di posisi Menteri Maritim. Andrinof Chaniago sebagai Kepala Bappenas. Archandra jadi Menteri ESDM. Anies Baswedan jadi Menteri Pendidikan, dan Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantiyo setelah setahun berjalan.

Otomatis, publik terkejut dan boleh dikatakan “speechless”. Karena, Kabinet tahun pertama pemerintahan Joko Widodo saat itu dapat dikatakan sebagai “Zaken Kabinet”. Karena menempatkan orang-orang profesional di posisi strategis sesuai jargon “the right man on the right place”. Artinya ; dengan mudah Joko Widodo saat itu membalik dan menjawab keraguan publik dengan tepat.

Namun sayang, bulan madu formasi zaken kabinet pemerintahan Joko Widodo saat itu tidak berjalan lama. Secara bertahap dan bergantian, lima nama-nama hebat di atas dicopot dan digantikan oleh pejabat yang kemudian hasil kinerjanya seperti kita lihat sampai saat ini. Terjadi kerusakan sistematis dari hampir segala lini yang membuat negara ini seakan tergadai baik secara ekonomi, politik dan ideologi.

Jauh berbeda dengan kondisi transisi pemerintahan baru saat ini yang terjadi. Ketika harapan publik begitu tinggi dan percaya nya kepada sosok dan figur Prabowo, tiba-tiba pasca makan malam di Solo, setelah Prabowo memanggil para nama calon Menteri dan Wakil Menteri kekediamannya. Semua kaget dan berubah.

Permasalahan dan kritikal perbedaannya, deretan nama-nama yang dipanggil sangat jauh dari harapan publik. Nama-nama yang dipanggil dominan wajah lama, wajah bermasalah dan pro status quo. Sangat jauh sekali dari ekspektasi harapan publik yang haus akan perubahan.

Otomatis kekecewaan publik khususnya, kelompok Civil Society, akademisi, mahasiswa, dunia usaha semakin membuncah. Harapan besar terhadap perubahan yang akan diusung Prabowo Subianto yang nantinya akan membawa bangsa dan negara hari ini menjadi lebih baik, sirnalah sudah.

Karena apabila Kabinet Fufufafa ini jadi dilantik ?? Na’udzubillahminzaliq, nasib bangsa dan negara ini kedepan sungguh sangat mengkhawatirkan. Apalagi kalau sempat Prabowo tiba-tiba berhalangan tetap dan di gantikan Gibran ?? Selesai sudah bangsa dan negara ini.

Lalu apakah kita akan pesimis ? Tentu tidak. Kita semua mesti tetap optimis. Indonesia negara besar yang mesti tetap di pertahankan. Apapun yang di lakukan Prabowo saat ini yang boleh dikatakan seolah “manut” pada permainan Joko Widodo insyaAllah akan bisa berubah setiap saat. Apalagi setelah tongkat kekuasaan berpindah dari Joko Widodo ke Prabowo Subianto.

Karena kita yakin, karakter, tekad dan komitmen seorang Prabowo yang terkenal konsisten dan patriotik. Pasti akan lebih mengutamakan kepentingan rakyat di atas diri pribadinya. Ditambah secara teori kekuasaan, tak akan bisa ada matahari kembar dalam satu struktur kekuasaan.

Ini hanya masalah kecepatan memanfaatan waktu dan momentum. Siapa yang lebih dulu mengambil momentum dan memanfatkan situasi. Apakah Joko Widodo dengan segala upaya trik intrik politiknya yang “licik” lebih dulu mengunci dan mempreteli kekuasaan Prabowo ? Atau Prabowo pada massanya justru akan berbalik arah setelah mendapat tongkat estafet kekuasaan ? Wallahu’alam.

Segala kemungkinan bisa terjadi. Karena ini “puer” politik. Tak ada teman dan kawan yang abadi. Yang abadi hanya kepentingan. Pro status quo atau perubahan. Biar waktu yang nenjawabnya.

Yukkk mari kita do’akan Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih, selalu sehat, kuat, energik, dan diberi perlindungan serta petunjuk dari Allah SWT dalam memimpin Indonesia kedepan. InsyaAllah.

Duren Sawit, 17 Oktober 2024

(Agt/PM)