Suasana hangat penuh semangat Kota Padang pada Kamis, 29 Mei 2025. Di tengah agenda nasional yang kerap sibuk di pusat kekuasaan, justru dari Minangkabau lahir kabar menggembirakan bagi pembangunan ekonomi kerakyatan. Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Dr. Ferry Juliantono, hadir tak sekadar memberi sambutan formal, namun membawa kabar baik, bahwa Sumatera Barat menjadi provinsi pertama yang merampungkan 100 persen Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) untuk pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih di seluruh 1.265 desa dan kelurahan.
Acara peluncuran dan dialog percepatan ini dihadiri sejumlah pejabat tinggi, di antaranya Wakil Menteri Dalam Negeri Arya Bima, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Staf Ahli Menkop Koko Haryono, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumbar Endrizal, serta perwakilan dari lembaga pusat dan daerah lainnya. Format hybrid memperluas partisipasi hingga ke seluruh camat, lurah, dan pimpinan OPD se-Sumatera Barat.
Dalam pidatonya, Wamenkop RI, Ferry Juliantono yang juga menjabat Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih, menegaskan bahwa capaian Sumatera Barat bukan sekadar angka. Ini bukti konkret bahwa desa bisa menjadi motor utama perubahan. “Musdesus ini bukan seremoni administratif, ini adalah jalan pembebasan dari cengkeraman kemiskinan, dari jeratan rentenir, dan dari lubang hitam pinjaman online,” tegas Ferry.
Ia mengingatkan kembali bahwa koperasi bukan sekadar lembaga ekonomi, melainkan fondasi sosial yang memerdekakan. “Koperasi adalah soko guru ekonomi kita, dan kini saatnya desa-desa menjadi soko guru masa depan Indonesia,” tambahnya.
Data dari Satgas menyebutkan, hingga saat ini lebih dari 65 ribu Kopdes telah terbentuk di seluruh Indonesia. Namun Sumatera Barat tampil sebagai pionir, menyelesaikan seluruh Musdesus-nya bahkan sebelum deadline akhir Mei 2025.
Gubernur Mahyeldi menyebut capaian ini sebagai bentuk konsistensi masyarakat Sumatera Barat dalam mendukung gerakan pembangunan dari bawah. “Kami percaya, kalau akar ekonomi rakyat kuat, bangsa ini tak gampang digoyang,” ujarnya singkat.
Koperasi Merah Putih yang digaungkan dalam program ini bukanlah koperasi biasa. Ini adalah koperasi berbasis komunitas yang menekankan solidaritas sosial, penguatan kapasitas lokal, dan kemandirian ekonomi. Skema yang ditawarkan menjanjikan akses pembiayaan murah, pelatihan kewirausahaan, dan perlindungan dari praktik-praktik ekonomi eksploitatif.
Dengan Sumatera Barat menjadi pelopor, pesan yang mengalir deras ke daerah lain sangat jelas, bahwa pembangunan tak harus selalu menunggu dari atas. Saat desa-desa bergerak bersama, peta kekuatan ekonomi bangsa bisa bergeser dari pusat ke pinggiran. Dari kota ke nagari.
Berita ini bukan sekedar laporan keberhasilan administratif, ini catatan penting bahwa perubahan bisa dimulai dari desa, selama ada kemauan politik, koordinasi yang baik, dan kesadaran kolektif. Kini, tantangannya bukan hanya membentuk koperasi, tapi memastikan ia hidup, tumbuh, dan benar-benar menjadi payung ekonomi rakyat. Sumatera Barat telah membuktikan bahwa dengan gotong royong dan semangat kemandirian, hal yang dianggap mustahil bisa menjadi nyata.
Editor: Agusto Sulistio
Foto: Kemenkop RI / Ist.








