https://pikiranmerdeka.com

Wujudkan Demokrasi

Menuju Reformasi Total Institusi Polri, wacana atau dilema?

Agu 20, 2022

Oleh : Raden Baskoro HT
(Forum Diaspora Indonesia, Asia-Pasific).

PikiranMerdeka.com – Meski terlambat, tentu kita patut beri apresiasi kepada Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo. Ketika menahan dan mentersangkakan Irjen Pol Ferdy Sambo serta 63 orang Polisi lainnya yang di anggap terlibat.

Tak hanya itu, Kapolri telah mengembangkan penyelidikan, alhasil istri FS, Putri Candrawati telah ditetapkan pula sebagai tersangka.

Selanjutnya Kapolri berikan instruksi keras kepada jajarannya untuk kembali menjaga marwah institusi dan akan menindak tegas siapapun yang terbukti bermain-main dengan hukum.

CCTV kejadian utuh saat eksekusi Brigadir J telah ditemukan

Pikiran Merdeka Kita dan Kesungguhan “Stockholm is a State of Minds!”

Pertanyaan apakah langkah itu sudah cukup, untuk mengembalikan marwan Polri?

Tentu jawabanya belum. Namun sebagai langkah awal, hal ini kita sambut baik bahwa masih ada “itikad baik” dari Kapolri untuk memperbaiki institusinya.

Tetapi dalam proses penyelidikan kasus FS yang dijanjikan akan terang benderang, tapi proses pengungkapannya terkesan berputar-putar dari satu keterangan ke penjelasan lain yang berubah-rubah. Keadaan ini membuat masyarakat menjadi apatis.

Dalam proses pengungkapnan, terkesan ada upaya bagaimana skandal jahat ini akan dikendalikan, yang pada akhirnya melindungi pelaku utama. Padahal, jika merujuk pada pernyataan Irjen Pol Napoleon Bonaparte dalam sebuah rilis media, bahwa kasus FS “Ini sebenarnya masalah receh secara ilmu kriminal. Tak perlu tim khusus, cukup bintara saja akan mudah mengusut siapa pelaku dan apa modus operandi kejahatan yang di lakukan, dengan catatatan Polisi mau terbuka dan transparan”.

Permasalahan utama dari skandal kejahatan besar Sambo Cs ini, adalah ketika terkuak dan mulai terbongkarnya modus skenario pembunuhan terhadap Brigadir Joshua. Akibatnya publik memiliki asumsi kritis dan beragam dari proses penyelidikan, motif, hingga pengungkapan para tersangka.

Tito Karnavian sosok dibalik melejitnya karier Ferdy Sambo

Ditengah krisis, Presiden sebut perbandingan harga ini dengan China

Seperti contoh, jika memang dalam skandal Sambo Cs ini ada pembunuhan sadis, tentu pengungkapannya akan tegas, jelas, dengan diikutinya saksi fakta dan bukti yang valid.

Namun mengapa dalam proses penyelidikannya ditemukan adanya rekayasa dan penggiringan opini publik. Misalnya ada rekayasa kasus, upaya suap ke LPSK, manipulasi autopsi mayat Joshua, tuduhan fitnah korban tewas dijadikan pelaku pelaku.

Disisi lain, kemudian ada temuan keterlibatan banyak pihak dalam kasus FS ini, dalam hal bagaimana menghilangkan alat bukti CCTV, intimidasi pada keluarga korban.

Dari fakta penyelidikan seperti itu maka terjadi akumulasi peristiwa hukum ini bahwa semua adalah sebuah perbuatan melawan hukum, yang di lakukan oleh aparat penegak hukum.

Sangat wajar dan logis akhirnya, publik masyarakat mengkaitkan dan berasumsi, kalaulah dalam kasus skandal pembunuhan Joshua ini ada rekayasa, penipuan, penganiayaan, kebohongan publik, sogokan, penghilangan barang bukti serta perselingkuhan, tak ada jaminan kejahatan ini juga terjadi pada kasus-kasus yang lain ??

Wajar akhirnya Publik mengkaitkan dengan tragedi KM50 ? Kematian 816 petugas KPPS ? Hilangnya Harun Masiku ? Kriminalisasi terhadap para ulama dan aktifis, serta ribuan kasus lainnya yang masih jadi “out standing” di Komnas HAM.

Tidak saja hanya sampai di situ. Keberadaan Satgassus Merah-Putih ini tentu juga menjadi pertanyaan kritis masyarakat. Sanpai begawan ekonomi Dr Rizal Ramli dalam sebuah video wawancaranya yang beredar mengatakan, Satgassus Merah-Putih ini mirip unit SAVAK di Iran, atau para pengamat lainnya juga ada yang mengatakan mirip “SS” pada era NAZI Jerman, Pasukan Cakrabirawa pada era Soekarno, atau Tim Mawar pada saat Prabowo menjabat Danjen Koppasus. Dalam hal keberadaan unit khusus dan perlakuan tugasnya.

Satgassus Merah-Putih ini dimana Irjen Pol Ferdy Sambo selaku Kepalanya, terkenal sangat full power. Bisa crossing kasus kelintas satuan mana saja. Atas nama “Atensi” satuan ini mendapatkan prevelage dan kekuasaan khusus, melebihi pangkat dan jabatannya dalam struktural resmi Polri.

Meskipun sudah di bubarkan secara administrasi, publik masih menganggap keberadaan dan power Satgassus ini masih kuat. Hal ini dapat di lihat dari perlakuan Polri itu sendiri dalam menangani skandal ini, di tambah statemen Menkopolhukam yang mengatakan Sambo dengan Satgassusnya sangat kuat dan punya pengaruh besar sehingga tidak mudah untuk memproses hukum skandal ini.

Kalau kita lihat dari berita dan informasi yang beredar luas di sosial media, terkait sepak terjang Satgassus ini sampai ada istilah dalam infografis “Kaisar Sambo”. Memang sangat full power dan luar biasa. Karena semua bisninis hitam mulai dari judi online, Narkoba, kejahatan cyber IT, ilegal mining, dunia malam, hingga setoran proyek besar, semuanya di koordinir Satgassus.

Jadi wajar, Satgassus mempunyai sumber daya dan kiprah yang over up. Dan kalau kita identifikasikan, ada dua ciri tugas Satgassus ini yaitu ; Bagaimana menjadi pelindung utama kekuasaan dalam menghabisi tuntas para musuh politik istana yang bersebrangan, serta mencari sumber logistik keuangan untuk dana abadi operasional kekuasaan.

Jadi, kembali sangat wajar keberadaan Satgassus ini buat iri, sakit hati, dan kegelisahan para senior di tubuh institusi Polri itu sendiri. Timbuk kecemburuan dan kemarahan. Hingga datanah “Tsunami Skandal Pembunuhan Joshua” saat ini, yang meluluh lantak kan keperkasaan Satagassus buat sementara ini.

Publik sangat di untungkan dengan adanya friksi internal dan perang bintang dalam tubuh Polri itu sendiri. Sehingga, ada juga kepentingan internal untuk membuka skandal besar dan jahat ini kepada publik. Apapun motifnya, yang jelas publik mendapatkan asupan informasi yang cukup akurat dan berhasil memukul pertahanan benteng media Satgassus yang sebelumnya luar biasa solid dan terkonsolidasi.

Untuk itulah, belajar dari skandal jahat Sambo Cs ini dan keberadaan Satgassus ini, tak ada alasan lagi untuk pemerintah hari ini atas nama rakyat dan nilai keadilan untuk segera melakukan Refornasi Total terhadap institusi Polri.

Polri adalah aset bangsa dan kebanggaan masyarakat. Polri kuat dan bersih adalah dambaan kita semua. Tapi Polri yang kuat tapi di pergunakan sebagai alat kekuasaan, ini boleh di katakan pengkhianatan terhadap negara.

Saya yakin, masyarakat cinta terhadap Polri. Tapi saat ini, Polri seakan di bajak oleh penguasa dan jadi alat politik penguasa. Faktanya, keberadaan Satgassus ini yang paling menikmati adalah Istana dan oligarki kekuasaan. Karena berhasil mengeleminir dan menghabisi setiap ancaman dari kelompok oposisi pemerintahan. Walaupun dengan menghalalkan segala cara.

Dan sangat tidak mungkin, keberadaan Satgassus ini tidak ada restu dari Presiden. Sangat tidak mungkin kalau Satgassus ini tidak mendapatkan supporting dan back up politik dari kelompok oligarki. Justru yang paling sering jadi korban adalah masyarakat bawah dan kelompok oposisi yang mereka sulap menjadi “musuh negara”. Menggunakan instrumen hukum dan kekuasaan.

Tak terhitung para ulama, aktifis, tokoh serta tanah ulayat adat, jadi korban dari “Abuse of Power” Polri saat ini.

Untuk itulah, kita semua berharap, terbukanya skandal besar Sambo Cs ini bisa menjadi pintu reformasi Polri untuk kembali menjadi Polisi yang baik sesuai amanah konstitusi dan di cintai rakyat.

Revisi UU nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia sudah saatnya di segarkan dan di naturalisasi sesuai semangat Tri Batra. Negara tidak boleh kalah oleh skenario para oligarki dan tangan jahil pengkhianat bangsa.

Negara dan rakyat tak boleh kalah oleh konspirasi kekuasaan yang “memperalat” institusi Polri menjadi alat daj tameng kekuasaan. Polri mesti di selamatkan, cukup saat ini Polri jadi korban adu domba kekuasaan rezim terhadap rakyat yang ingin melakukan perubahan lebih baik. InsyaAllah. (Agt/PM)

Australia, 18 Agustus 2022.