Moh Safiq Khan* (foto – Ist)
Mereka bisa membunuh presiden. Mereka bisa membunuh presiden serikat.
Kalimat tersebut di atas mungkin tidak terlalu di perhatikan, tetapi sebenarnya merupakan inti cerita yang sangat menggelisahkan kita sebagai penonton dari sekitar tiga setengah jam film The Irishman yang menjadi genre drama thriller mafia konspirasi dengan sutradara kawakan Martin Scorsese dan skenario Steven Zaillian. Kalimat magis itu sebenar nya merupakan kunci matematika berbagai peristiwa yang masih belum diungkap hingga saat ini. Bahwa kalimat yang di ucapkan Mafia Russel Bufalino kepada Frank Sheeran tersebut hingga akhir film meski tidak disebut secara gamblang siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan “Mereka”, tetapi sebenarnya sudah dapat dimengerti adanya Kekuasaan tak tersentuh.
Presiden Resmikan Bali International Hospital, RS Pertamina Kelas Dunia
Ayatollah Ali Khamenei Siapkan Penggantinya, Rusia Ancam AS
Film ini di putar di Netflix sebagai tontonan apik akhir tahun sejak November 2019 dan dibintangi oleh aktor watak berkharisma Al Pacino, Robert de Niro dan Joe Pesci. Cerita yang sangat menarik untuk di simak ini diambil dari kisah nyata pengakuan Frank Sheeran (Robert de Niro) sebagai pembunuh bayaran dalam kaitannya terhadap hilangnya Pemimpin Serikat Pekerja truk International Brotherhood of Teamsters Jimmy Hoffa (Al Pacino), termasuk juga Joe Crazy Gallo dan banyak lagi lainnya, dalam hubungannya dengan Keluarga Mafia Russel Bufalino (Joe Pesci). Kisah ini diangkat berdasarkan Buku I Heard you paint houses (2004), karya Charles Brandt yang mantan jaksa penyelidik. Buku ini menghebohkan dan tidak luput pula dari berbagai kritikan yang menganggap pengakuan pembunuh bayaran tersebut belum tentu sahih kebenarannya. Diantaranya kritik artikel The Lies of The Irishman oleh Bill Tonelli dan artikel Jimmy Hoffa and The Irishman: A True Crime Story? oleh Jack Goldsmith.
Selain itu sebelumnya juga ada film drama biografi kejahatan lain berjudul Hoffa Tahun 1992 yang di bintangi pemain besar Jack Nicholson (Sebagai Jimmy Hoffa) dengan sutradara Danny De Vito dan skenario David Mamet yang tentu saja tidak menyinggung soal peran pembunuh bayaran Frank Sheeran. Film Hoffa menceritakan akhir tragis Jimmy Hoffa dan kawannya Robert Ciaro yang di bunuh oleh pembunuh bayaran (namun tak disebut Frank Sheeran) atas perintah kelompok mafia Carol D’Allesandro. Dalam film ini juga diceritakan akhirnya Hoffa dan Ciaro dibunuh dan mayatnya menghilang. Namun beda nya cerita didalam film Hoffa terlalu sederhana bila dibandingkan dengan film The Irishman. Tetapi apapun itu, tentu saja akan menjadi bagian referensi untuk menguak tabir kejahatan kekuasaan. Dan sebagai referensi yang kuat The Irishman menjadi langkah awal merangkai benang merah berbagai peristiwa kriminal / pembunuhan politik yang selama ini masih menjadi misteri.
Menelisik Jokowi Ketika “Melindungi” Gibran Dari Ancaman Pemakzulkan?
Trump dan Langit Iran, Antara Retorika dan Realitas
Hilangnya Hoffa
Dalam The Irishman, dikisahkan James Riddle Hoffa atau biasa disebut Jimmy Hoffa ( Indiana USA 14 Pebruari 1913 – Menghilang USA 30 Juli 1975), adalah seorang tokoh terkenal yang sangat berpengaruh dengan kekuatan nya baik dari segi politik sosial maupun ekonomi sebagai Pimpinan Serikat Pekerja Angkutan Truck International Brotherhood of Teamsters yang memiliki markas besar berpusat di Washington DC Amerika Serikat. Kekuatan tersebut tentu saja menarik kalangan politikus untuk bermain sebagai bentuk money politik dukungan dalam lingkaran kekuasaan. Menarik nya lagi ternyata Jimmy Hoffa juga bermain dalam lingkaran Mafia mengingat kedekatannya dengan keluarga Bos Mafia Russel Bufalino ( Sisilia Italia 29 Oktober 1903 – wafat Pensylvania USA 25 Pebruari 1994). Kedekatan ini pula yang menjadikan Jimmy Hoffa bisa naik sebagai pimpinan serikat pekerja angkutan truck dan selanjutnya dilakukan berbagai bentuk bisnis money laundring simpan pinjam dana mafia sebagai penyanggah kekuatan ekonomi serikat pekerja. Dan untuk mendampingi Jimmy Hoffa maka Russel Bufalino mengutus Frank Sheeran (Pensylvania USA 25 Oktober 1920 – Wafat Pensylvania USA 14 Desember 2003), untuk membantu menyelesaikan berbagai persoalan. Sehingga Frank Sheeran selain dekat dengan Russel Bufalino juga menjadi dekat bersahabat dengan Jimmy Hoffa.
Berbagai masalah pelik mulai muncul, Senator Bobby Kennedy memotori dengan memanggil Jimmy Hoffa ke Kongres utk memberikan keterangan soal keterlibatannya dengan mafia. Awal nya masalah runyam di Masa Presiden Jhon F. Kennedy (Massachusets USA 29 Mei 1917 – Dibunuh di Dallas Texas USA 22 November 1963), dimana saat itu Robert Bobby Kennedy (Massachusetts, USA 20 November 1925 – Dibunuh di Los Angeles, California USA, 06 Juni 1968), menjadi Jaksa Agung selalu mencurigai perilaku Hoffa. Akhirnya Jimmy Hoffa dihukum 13 tahun karena suap dan penipuan, namun menjalani empat tahun penjara sejak 1967 -1971, dengan tetap melakukan omerta tutup mulut demi melindungi diri dan keluarga nya juga gang mafia nya serta mereka The Untouchables. Jimmy Hoffa pun pada 1971 memperoleh kebebasan kembali saat Presiden Nixon terpilih, karena serikat telah memberikan dukungannya untuk Presiden Richard Nixon.
Prabowo Bubarkan Satgas Saber Pungli Bentukan Jokowi
Kenaikan Anggaran NATO Bongkar Jaringan Kartel Raksasa Industri Senjata Eropa
Masalah lagi muncul setelah Jimmy Hoffa yang seharus nya pensiun sesuai syarat pembebasannya, malah ingin berkuasa kembali sebagai pimpinan serikat. Dari sini sudah mulai terjadi pertentangan dengan gang mafia yg tidak ingin kembali nya Jimmy Hoffa karena berbagai masalah keuangan yang tidak jelas dan banyak lagi konflik masalah lainnya. Peringatan mafia (termasuk Frank Sheeran sendiri telah memperingatkannya) tak diindahkan oleh Jimmy Hoffa yang sangat yakin “mereka” itu tidak akan berani menyentuhnya. Sampai akhir nya tragedi menghilangnya Hoffa pada tanggal 30 Juli 1975 menghebohkan dunia. Sampai saat ini Jimmy Hoffa hilang tubuh nya dan menurut hukum telah di nyatakan mati secara in absentia pada tanggal 30 Juli 1982 . Misteri demi misteri mulai terkuak setelah Frank Sheeran mengaku (atas perintah Russel Bufalino, berdasar tekanan para keluarga mafia lainnya), dengan penuh sesal terpaksa membunuh sahabat nya sendiri dan menurut Frank juga dikatakan jasad nya di kremasi oleh tim lainnya.
Merangkai benang merah pembunuhan Hoffa dan Kennedy.
Bahwa yang menarik justru disela cerita pembunuhan Jimmy Hoffa (menghilang 30 Juli 1975) ini sempat terjadi peristiwa besar lainnya yaitu Pembunuhan Presiden Kennedy oleh Lee Harvey Oswald pada tanggal 22 November 1963. Dan Oswald dua hari kemudian di bunuh oleh Jack Ruby yang konon adalah seorang mafia. Aneh nya juga setelah Presiden Amerika Serikat Lyndon B. Jhonson membentuk komisi penyelidik Warren Commission (Pimpinan Ketua Mahkamah Agung Earl Warren) pada tanggal 29 November 1963 – 24 September 1964 ternyata kesimpulannya sangat mengecewakan dan penuh kontroversi serta tampak konspirasi yang rumit, yaitu Lee Harvey Oswald adalah pelaku tunggal dan demikian juga Jack Ruby adalah pelaku tunggal tanpa bantuan pihak manapun. Sementara aneh nya motif dalang nya tetap tidak di ketahui / tidak di ungkap.
Oleh karena nya The Irishman menjadi seru dengan menguntai benang merah dari dialog Russel Bufalino kepada Frank Sheeran yang menyatakan : Mereka bisa membunuh presiden, mereka bisa membunuh presiden serikat… Pertanyaannya siapakah “mereka” ? Lalu adakah kaitan antara pembunuhan Hoffa dan Kennedy? Terlebih pada akhir cerita Russel mengatakan kepada Frank bahwa kalau bukan kita yang melakukannya pasti orang lain yang akan melakukannya. Dan Russel pun mengatakan terus terang bahwa dia hanya melindungi diri nya juga diri Frank dan keluarga nya. Secara implisit dari dialog tersebut bila di telaah lebih dalam akan menguak pula adanya Kekuasaan tak tersentuh yang lebih besar dan ditakuti oleh mafia. Tentu saja motif uang dan kekuasaan selalu yang utama. Dan sepertinya cara kerja yang demikian berada dalam kekuasaan Pihak Berwenang / CIA (Central Intelligence Agency) sebagai agen pusat rahasia terkuat Amerika Serikat dengan kuasa besar mendunia dan memang seringkali dalam banyak perkara melakukan konspirasi bekerja sama dengan FBI (Federal Bureau of Investigation) dan berbagai pihak termasuk Mafia. Artinya bisa memang kehendak “Pihak Berwenang” atau kehendak Mafia yang sudah memperoleh restunya. Bahwa “mereka yang berwenang” selain juga mafia dan pihak lain tentunya, ikut membidani / mengolah serikat ini dan telah pula mengambil manfaat secara politik maupun ekonomi.
Warisan Utang Pemerintah Jokowi Telah Nyata Mengancam Prabowo dan Rakyat
Catatan Akhir Tahun, Prabowo dan Orde (Ekonomi) Pancasila
Apakah dugaan keterlibatan “Mereka Pihak Berwenang” dalam pembunuhan Jimmy Hoffa adalah sebuah kebenaran tentu saja sulit untuk dibuktikan secara yuridis. Apalagi Keterlibatan “mereka” terhadap pembunuhan Presiden Kennedy lebih sangat sulit terungkap bila tak ingin dikatakan mustahil. Berbagai perjuangan mengungkap kejahatan kekuasaan dalam dunia seni sastra cinematografi telah dilakukan. Salah satu nya telah dilakukan oleh Oliver Stone dengan menyutradarai dan membuat skenario film JFK (John F. Kennedy) pada tahun 1991. Film JFK setidaknya menjadi tandingan atas temuan komisi warren 1964 yang tidak memuaskan rakyat. Film JFK dengan berani menceritakan terjadi nya konspirasi pembunuhan Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy antara pihak Penguasa, CIA, Militer, FBI, Cuba, Pemilik Modal, dan lainnya, sempat menghebohkan politik dunia dan membuat kongres turun tangan untuk mempercepat pembukaan berbagai dokumen rahasia pada tahun 2017. Meskipun banyak dokumen di buka untuk umum tetapi tetap saja banyak dokumen penting yang belum dibuka kepada publik dengan alasan keamanan nasional dan dunia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump termasuk yang setuju menahan banyak dokumen rahasia untuk tidak dibuka kepada dunia. Film JFK dibintangi Kevin Cosner, pemeran utama sebagai Jim Garrison mantan Jaksa Agung New Orleans Amerika Serikat yang melakukan penyelidikan kasus pembunuhan Presiden Kennedy. Oliver Stone membuat film JFK berdasarkan buku On Trail of The Assassins oleh Jim Garrison dan Crossfire : The Plot That Killed Kennedy oleh Jim Marrs.
Teori The Prince dan Cara Jokowi Berkuasa.
DPR Tak Bacakan Surat Pemakzulan Gibran, Ini Alasannya
Bila dalam JFK Oliver Stone telah memaparkan teori konspirasi pembunuhan Presiden Kennedy, maka Martin Scorsese dalam The Irishman telah melakukan perjuangan yang lebih rumit dan panjang berliku dalam menguak tabir rantai kejahatan kekuasaan tingkat tinggi yang selama ini terpendam. The Irishman telah membongkar jalan kemapanan mulai dari pembunuhan Presiden Serikat Jimmy Hoffa sampai sebelumnya ke masa pembunuhan Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy sebagai rantai bara api konspirasi Kekuasaan jahat Pemilik Kapital Zionis dan Pemegang Kekuasaan resmi Amerika Serikat. The Irishman telah merangkai kerangka struktural algoritma kejahatan kekuasaan secara magis maupun logis bahwa mereka CIA/FBI/Pihak Berwenang Amerika Serikat dan kekuatan Zionis diduga bertanggungjawab dalam pembunuhan Jimmy Hoffa maupun pembunuhan Presiden John F. Kennedy / Bobby Kennedy serta banyak lagi berbagai kejahatan kekuasaan lainnya di dunia internasional.
Kejahatan Kekuasaan di Indonesia
Kejahatan Kekuasaan ini banyak terjadi di penjuru dunia. Tak luput pula di negara kita Indonesia banyak perkara tidak tuntas. Kejahatan Kekuasaan mulai dari jaman kolonialisme VOC /Belanda dan sekutu maupun Jepang sampai saat ini sudah dilupakan oleh penjajah. Sebut saja Westerling, Rodi, Romusha, Jugun Ianfu dan banyak lagi lainnya, yang semuanya banyak memakan korban rakyat Indonesia tak berdosa. Bangsa Indonesia yang pemaaf ini akan tetap mengingatnya. Mengenai hal tersebut dalam ceritera yang lain akan diingatkan kembali.
Pada masa Orde lama Soekarno juga telah terjadi kejahatan kekuasaan. Terutama Peristiwa G. 30 S/PKI yang mengerikan memakan korban para jenderal Pahlawan Revolusi dan ribuan jiwa jiwa rakyat tak berdosa ( kepastian jumlah korban beraneka ragam ada yang menyebut ratusan ribu bahkan lebih dari satu juta jiwa). Banyak yang dihukum. Diantara pelakunya DN. Aidit dan Letkol. Untung di hukum mati. Banyak yang di penjara. Peristiwa ini banyak menimbulkan kontroversi tentang keterlibatan banyak pihak. Ada versi Suharto dan versi Sukarno dan lainnya. Ada yang menganalisa tentang keterlibatan Suharto, mengingat beliau adalah petinggi jenderal yang selamat dari pembunuhan. Sukarno menyebut sebagai Gestok Gerakan Satu Oktober 1965. Menurutnya peristiwa ini multi facet yang melibatkan banyak pihak militer politikus maupun kekuatan Imperialis kolonialis yang ingin menggulingkannya. Bahkan ada yang menyebut keterlibatan pihak asing CIA Amerika Serikat dan lainnya dalam upaya menggulingkan Sukarno. Tetapi pemerintahan Suharto tegas menyebutkan bahwa semua ini ulah Partai Komunis Indonesia.
Estafet Demokrasi, Hariman Siregar Kukuhkan 30 Milenial Agen Perubahan
Kejahatan kekuasaan lainnya yang tragis adalah pembunuhan misterius seorang pahlawan besar oleh bangsanya sendiri, dialah Ibrahim Datuk Tan Malaka pada tanggal 21 Pebruari 1949 di desa Selopanggung, Kediri Jawa Timur. Pembunuhan dieksekusi oleh Tentara Indonesia batalyon sikatan Divisi Brawijaya. Tetapi Sampai saat ini tidak diungkap otak pembunuhan tingkat tinggi tersebut. Sukarno kemudian mengangkat Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1963. Tetapi tetap banyak rahasia yang kita rakyat Indonesia tidak tahu.
Pada masa Orde Baru Suharto, juga banyak Kejahatan kekuasaan terjadi, seperti peristiwa Petrus (Penembakan Misterius) Nasional tetapi terutama di Jawa sekitar tahun 1982 – 1985, Pembunuhan Dukun santet banyuwangi 1998, Pembunuhan aktivis serikat pekerja Marsinah Sidoarjo Jawa Timur 1993, peristiwa Tanjung priok Jakarta 1984, peristiwa Talangsari Lampung 1989, pembunuhan wartawan bernas Udin Jogja 1996, maupun Penculikan dan Pembunuhan Aktivis revormasi 1998 lainnya yang masih misteri.
Kemudian pada masa Revormasi presiden Megawati Sukarno Putri juga terjadi kejahatan kekuasaan, kasus yang fenomenal adalah pembunuhan aktivis Kontras Munir Said Thalib pada 07 September 2004 yang makin meredup pengungkapannya.
Rakyat Berharap Penegakkan Hukum dari Pertemuan Prabowo – Megawati, Bukan Omon-omon
Misteri Istri Bunuh Suami, Mayat Disimpan 40 Hari Dalam Rumah
Bahkan yang tidak kalah mengerikannya adalah kejahatan kekuasaan masa Jokowi yaitu pembantaian di Rest Area Karawang KM.50 terhadap anggota FPI (Front Pembela Islam Pimpinan Habib Riziq Shihab) pada 07 Desember 2020.
Selain itu Pembunuhan Pemuda Mahasiswa selama masa “Revolusi Mental Palsu ala Jokowi”. Sebut saja peristiwa Bawaslu Jakarta saat menuju periode kedua jokowi. Banyak lagi kejahatan kekuasaan era jokowi yang jumlah nya tidak sedikit. Semua ini masih tak tersentuh.
Dan tentu saja saat ini pada masa Presiden Prabowo Subianto, kita tetap berjuang agar tidak terjadi lagi kejahatan kekuasaan, dan supaya semua misteri kejahatan kekuasaan bisa diungkap dengan Benar menjunjung Supremasi Hukum demi keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Akhirnya memasuki Tahun baru Hijriah 1447 H / 2025 M ini Semoga Allah SWT melindungi kita semua.
Alfatihah.
Aamiin Yaa Rabb.
Bogor, Jumat – 01 Muharram 1447 H (27 Juni 2025). Edisi Revisi.
Wassalam,
*Moh. Syafiq Khan
(Aktivis INDEMO – Indonesian Democracy Monitor, Senator PRODEM dan Ketua Presidium FAUM – Forum Alumni Universitas Mataram).