Foto (Ist) : Keterangan gambar: Indah Budhi Savitri, Agus Irwanto, Ari Dono Sukmanto (mantan Wakapolri 2018 dan Plt. Kapolri 2019), Andra Agussalam.
Pikiranmerdeka.com – Penajam Paser Utara | Mulai 1 Januari 2025, CV. Penajam Makmur Abadi (CPMA), perusahaan tambang batubara yang beroperasi di Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, resmi dikendalikan oleh manajemen baru di bawah kepemimpinan Indah Budhi Savitri sebagai Direktur Utama. Pengambilalihan kepemilikan ini dilakukan sejak November 2024, namun untuk menjamin tertib administrasi dan tanggung jawab perpajakan, manajemen lama tetap diberi mandat hingga akhir tahun 2024.
CPMA merupakan pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) perpanjangan pertama Nomor: 503/1995/IUP-
OP/DPMPTSP/IX/2017 tanggal 8 November 2017, berlaku sampai dengan tanggal 7 November 2027 dengan luas wilayah IUP : 131,5 Ha di Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam
Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, dengan persetujuan RKAB No: T-
708.RKAB/MB.05/DJB.B/2024 tanggal 2 April 2024 berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2026 total sebesar 432.000 Metric Tons (MT). Di bawah komando Indah Budhi Savitri, atau yang akrab disapa “Ibu Ratu” oleh masyarakat sekitar, CPMA menetapkan visi untuk menjadi perusahaan tambang batubara yang memberikan nilai tambah optimal bagi negara dan seluruh pemangku kepentingan tanpa mengabaikan keberlanjutan lingkungan hidup dan keseimbangan sosial.
“Batubara masih menjadi energi vital dunia. Sekitar 75% produksinya diekspor, terutama ke China dan India. Meski begitu, sektor dalam negeri seperti PLTU juga masih sangat bergantung pada batubara, dari Jawa hingga Papua. Artinya, sektor ini masih sangat menjanjikan untuk 50 tahun ke depan,” ujar Ibu Ratu dalam keterangannya.
Dalam pengelolaan operasionalnya, CPMA menegaskan komitmennya untuk tidak hanya taat terhadap peraturan perundang-undangan, namun juga menjunjung tinggi norma hukum masyarakat adat, menjaga keseimbangan lingkungan, serta menerapkan etika usaha.
“Kami hadir bukan untuk mengeksploitasi, tapi untuk bersinergi dengan alam, masyarakat, dan pemerintahan,” tegasnya.
Komposisi manajemen yang baru juga diperkuat dengan figur-figur yang kredibel. Tercatat sebagai Komisaris Utama adalah Agus Irwanto, dan Komisaris adalah Ari Dono Sukmanto, mantan Wakapolri dan Pelaksana Tugas Kapolri pada 2019. Posisi Direktur dipegang oleh Andra Agussalam.
Langkah Strategis dan Rencana Besar
Tahun 2025, CPMA menargetkan penjualan sebesar 300.000 MT batubara. Tak berhenti di situ, CPMA kini tengah mengajukan perluasan wilayah IUP hingga 200 hektare sebagai tahap awal dari rencana pengembangan yang ambisius menuju total 1.500 hektare hingga 2037.
Langkah strategis lainnya adalah rencana pembangunan Terminal Khusus (Tersus) di Kelurahan Sepan, Penajam. Terminal ini diharapkan dapat mengatasi ketergantungan pada pelabuhan umum Faspel Buluminung, yang seringkali padat karena digunakan bersama oleh perusahaan lain.
“Jika Tersus ini terealisasi, kami bisa meningkatkan kapasitas produksi minimal 50.000 MT per bulan, atau setara 500.000 MT per tahun. Ini penting agar kami dapat bersaing secara efisien dan mandiri,” ungkapnya.
Tak hanya fokus pada CPMA, manajemen baru juga mendukung peningkatan status IUP Eksplorasi PT Sarana Sandmas Jaya Sakti (SSJS) menjadi IUP-OP. Bila RKAB SSJS disetujui tahun ini, CPMA siap berkolaborasi dalam strategi blending batubara demi menghasilkan nilai kalori tinggi di atas 4400 kkal/kg.
Langkah-langkah CPMA di bawah kepemimpinan Indah Budhi Savitri bukan sekadar soal bisnis. Ini adalah bentuk nyata dari semangat baru dalam dunia pertambangan: mengelola sumber daya alam dengan tanggung jawab sosial, kepatuhan hukum, dan kepedulian terhadap keberlanjutan lingkungan.




Dengan pendekatan kolaboratif, bersandar pada etika dan integritas, CPMA menegaskan dirinya sebagai perusahaan yang tidak hanya menggali bumi, tetapi juga menanam harapan dan masa depan.
Editor: Agusto Sulistio