Harga emas dunia sempat terkoreksi pada akhir pekan lalu, namun gejolak geopolitik di Timur Tengah diperkirakan akan mendorong harga kembali menguat dalam waktu dekat.
Pada Jumat (20/6/2025), harga emas spot ditutup di level US\$ 3.367,91 per troy ons, turun tipis 0,05% dibanding hari sebelumnya. Sepanjang pekan lalu, harga emas tercatat melemah 1,89%.
Meski demikian, pekan ini harga emas diprediksi kembali menguat, seiring meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah yang mendorong investor menjauhi aset berisiko.
Akhir pekan lalu, Amerika Serikat meluncurkan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Presiden AS Donald Trump menyatakan serangan itu ditujukan untuk melumpuhkan kapasitas pengayaan uranium Iran.
Data Singkat dan Target Senjata Rahasia AS ke Instalasi Nuklir Bawah Tanah Iran
Trump dan Langit Iran, Antara Retorika dan Realitas
“Jika Iran tidak mengubah sikapnya, serangan selanjutnya akan jauh lebih besar,” ujar Trump dikutip Pikiranmerdeka.com.
Iran merespons keras. Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi menyebut tindakan AS sebagai “provokasi serius dengan konsekuensi jangka panjang”. Garda Revolusi Iran pun menyatakan siap menyerang Israel dan pangkalan militer AS di kawasan.
Kondisi ini membuat pasar global bersikap hati-hati. Arah investor cenderung berpindah ke aset aman atau “safe haven” seperti emas.
“Dalam situasi seperti ini, pasar akan mencari perlindungan. Emas akan diuntungkan karena pasar saham kemungkinan tertekan,” kata Neill Birrell dari Premier Miton Investors.
Analis lain juga menggarisbawahi potensi lonjakan harga emas. “Harga bisa cepat melonjak ke level US\$ 3.400 per troy ons, meskipun volatilitas akan sangat tinggi,” ujar Nick Twidale, analis AT Global Markets.

Analisis Teknikal: Arah Masih Naik, Tapi Waspadai Volatilitas
Secara teknikal, tren harga emas masih menunjukkan kekuatan naik (bullish). Indikator Relative Strength Index (RSI) berada di angka 66, yang menunjukkan momentum positif.
Menelisik Jokowi Ketika “Melindungi” Gibran Dari Ancaman Pemakzulkan?
Ayatollah Ali Khamenei Siapkan Penggantinya, Rusia Ancam AS
Prabowo Bubarkan Satgas Saber Pungli Bentukan Jokowi
Stochastic RSI tercatat di level 7, menunjukkan kondisi “oversold” atau tekanan jual yang berlebihan, membuka ruang untuk pemulihan harga. Indikator volatilitas pun tinggi, yang berarti pergerakan harga bisa tajam, baik naik maupun turun.
Level kunci yang perlu diperhatikan adalah pivot point di US\$ 3.391 per troy ons. Jika tembus, harga emas berpotensi naik ke kisaran US\$ 3.447 hingga US\$ 3.489. Target berikutnya berada di US\$ 3.509–3.516, dan jika dilampaui, akan mencetak rekor harga tertinggi baru.
Target optimistis jangka menengah ada di US\$ 3.663 per troy ons. Namun jika harga gagal bertahan dan menembus ke bawah support di US\$ 3.352, emas bisa jatuh ke kisaran US\$ 3.317 hingga US\$ 3.149 per troy ons.
Ketegangan geopolitik bisa menjadi katalis bagi lonjakan harga emas. Namun, investor tetap perlu waspada terhadap volatilitas yang tinggi. Bagi pelaku pasar, momen ini bisa menjadi peluang asal tetap memperhatikan level teknikal kunci sebagai panduan.
(Agt/PM – The Economics)