Industri pariwisata global tengah menghadapi lonjakan kasus penipuan, terutama saat musim liburan. Laporan terbaru Mastercard Economics Institute mengungkapkan, sepanjang tahun 2024, penipuan di sektor ini naik tajam: 18% saat musim panas dan melonjak hingga 28% saat musim dingin.
Modusnya beragam, mulai dari agen tur palsu, restoran yang mencuri data kartu kredit, hingga foto penginapan palsu saat pemesanan online.
Kota Aman dan Kota Rawan
Beberapa kota tercatat memiliki tingkat penipuan wisata yang rendah, seperti San Francisco (AS), Dublin (Irlandia), Seoul (Korea Selatan), Budapest (Hungaria), dan Edinburgh (Skotlandia).
Namun, di sisi lain, beberapa kota justru mencatat tingkat penipuan tinggi, seperti Cancun (Meksiko), Hanoi (Vietnam), Dhaka (Bangladesh), dan Bangkok (Thailand).
Kasino Bisa Lunasi Utang Negara? Ekonom dan Pakar Hukum Bahas Legal Judi di Indonesia
Jakarta Jadi Sorotan
Jakarta menempati posisi mencolok dalam laporan ini. Sebanyak 66% penipuan wisata di ibu kota Indonesia berasal dari layanan taksi dan rental mobil. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding kota besar lainnya seperti Delhi (0%) dan Hong Kong (2%).
Restoran dan Agen Tur Palsu Marak
Di New York, penipuan paling banyak terjadi di sektor restoran (63%). Sementara Phuket dan London juga mencatat angka tinggi di sektor layanan makanan. Hong Kong justru menunjukkan pola berbeda: 70% penipuan terjadi lewat agen tur, tapi hampir nihil pada layanan transportasi.
Penipuan Dimulai Sejak Pemesanan
Tak hanya saat perjalanan berlangsung, penipuan kini juga banyak terjadi saat proses pemesanan. Laporan mencatat kenaikan 12% kasus penipuan di tahap awal ini, mulai dari penggunaan gambar palsu, tautan konfirmasi berbahaya, hingga tawaran harga yang tampak terlalu murah untuk jadi kenyataan.
Jangan Semaunya, Menteri Pendidikan Ingatkan Dedi Mulyadi Soal Jam Belajar
Tips Agar Tak Jadi Korban
Mastercard menyarankan beberapa langkah agar wisatawan terhindar dari penipuan:
- Gunakan dompet digital atau kartu kredit dengan perlindungan fraud
- Beli asuransi perjalanan
- Hindari penawaran terlalu murah yang tidak memiliki ulasan terpercaya
- Selalu periksa kredibilitas penyedia jasa wisata
Laporan ini menjadi pengingat bahwa di tengah antusiasme liburan, kewaspadaan tetap harus menjadi prioritas utama. Liburan yang menyenangkan seharusnya tidak berakhir dengan penyesalan.
(Amh/PM)