Foto: Jumhur Hidayat, KSPSI – Ilustrasi.
PikiranMerdeka.com – Berbagai upaya telah dilakukan oleh PD Federasi Serikat Pekerja Pertanian dan Perkebunan SPSI Sumatera Utara agar apa yang telah menjadi kebiasaan pemberian bonus kepada karyawan dapat dilakukan sebagaimana mestinya seperti sebelum Kebun Sawit Lonsum diambil alih oleh Grup Salim. Perundingan sudah dilakukan berkali-kali dan pada prinsipnya manajemen sudah menyanggupi dengan syarat ada persetujuan dari owner (pemilik).
Menegangkan, Moh Jumhur sampaikan ini terkait aksi sejuta buruh tolak omnibuslaw
Menegangkan, tolak ini, DPP KSPSI serukan galang aksi massa turun ke jalan
Namun hingga tadi malam persetujuan itu tidak keluar sehingga terpaksa sekitar 7800 pekerja akan mogok 3 hari dimulai hari ini tanggal 15 September 2022. “Kami terpaksa melakukan mogok kerja itu karena semua upaya dialog telah dilakukan”, kata Ketua Umum FSP-PP SKSI Achmad Mundji
Selanjutnya Achmad Mundji menerangkan bahwa pemogokan itu akan terjadi di 14 Unit Kerja tersebar di Kabupaten Langkat, Labuhan Batu Selatan, Sergei, Asahan, Batubara, Simalungun, Tebing Tinggi dan Deli Serdang.
Derita Rakyat, proyek dipertahankan, subsidi BBM, Listrik, Gas dicabut
Jelang aksi akbar buruh, Jumhur turut gabung jalan kaki longmarch ke Jakarta
Mendapatkan laporan rencana pemogokan itu, Jumhur Hidayat selaku Ketua Umum DPP KSPSI yang menaungi Federasi Serikat Pertanian dan Perkebunan, merasa heran dan prihatin atas kelakuan owner atau pemilik kebun kepada buruhnya padahal para buruh itu telah bekerja keras sehingga mengahasilkan keuntungan besar bagi perusahaan. “Nasib kaum buruh kebun sawit itu sangat tidak menggembirakan dan masih banyak pengusaha yang menjalankan bisnis ini dengan memperlakukan buruhnya seperti jaman kolonial dulu”, tegas Jumhur dengan rasa jengkel.
“Sudahlah Anthony Salim, berikan bonus itu sesuai kesepakatan semula. Setelah diambil alih Grup Salim kok buruh malah jadi susah sih”, pungkas Jumhur mengakhiri.
(agt/PM)