Sri-Bintang Pamungkas
Ketika saya membaca tulisan pendek pemberian Dr. Hartoyo Wignyowiyoto, seorang ekonom, tentang hasil penelitian Prof. Boeke (mungkin saya salah mengeja namanya) 40 tahun yang lalu, saya ikut mengutuknya. Penulis dan Peneliti di jaman penjajahan Belanda itu menyebut Bangsa Indonesia sebagai “Bangsa Lembèk”. Dia menyebutnya soft state.
Tapi tulisan pendek itu mengulas, apa yang dimaksud Boeke… Dalam bahasa saya, bahwa Bangsa Nusantara ini mentalnya tidak “jejeg”; “pléyat-pléyot”, yang menurut orang sekarang disebut “tidak konsisten”; mudah dirayu dengan uang dan janji-janji; mudah dibelok-belokkan; tidak berjiwa ksatria; serta “yang salah bisa benar” dan sebaliknya; tidak mau bekerja keras, maunya anggur-angguran; dan lain-lain. Dari pengalaman sejak Orde Baru, kesimpulan Boeke itu ada benarnya…
Bung Karno dalam tulisannya tentang “Islam Sontoloyo, dari kumpulan tulisan-tulisannya Di Bawah Bendera Revolusi, menggambarkan dengan nyata apa yang dimaksud Boeke…: Seorang Pemimpin Pondok yang dikenal sebagai Kyai memanipulasi ayat-ayat Al Quran untuk ngglembuki (merayu) santri-santrinya yang perempuan agar mau menjadi gundik-gundiknya… Tidak usah di jaman itu… di jaman sekarang yang seperti itu pun masih terjadi!
Dalam beberapa kali pidatonya, Bung Karno menyebut agar kita jangan menjadi Bangsa Témpé: lemah, bisa “direbus”, bisa diinjak-injak, digebuki, dihancurkan, dibolak-balik… seperti kedelai ketika orang membuat témpé… Bung Karno mau mengingatkan kita jahatnya masa penjajahan kolonialis Belanda dan Neo-Kolonialisme…: Jadilah Bangsa yang merdeka dan berdaulat!!
Dalam masa liburan hari Idul Fitri 1445 H kemarin saya bertemu beberapa teman lama… ada aktivis, bukan aktivis, dan kerabat… Rata-rata mereka berpendidikan tinggi: Sarjana Teknik, Ekonomi, Hukum dan lain-lain… Kesimpulan saya, alangkah banyaknya dari Rakyat kita ini yang Sontoloyo…
Di antara mereka adalah lulusan ITB… Sungguh-sungguh mereka tidak tahu, bahwa UUD 1945 telah diubah menjadi UUD 2002. Mereka juga tidak tahu perubahan seperti apa yang telah mengakibatkan Indonesia menjadi rusak… Mereka itu Sarjana-sarjana Sontoloyo!
Ada lagi kelompok lain yang mempertanyakan Pancasila dan lebih memuji Konsep Khilafah. Saya bilang Pancasila dan UUD 1945 itu tidak sedikit pun bertentangan dengan Islam, melainkan aturan kehidupan bernegara. Sekalipun kita berubah menjadi Negara Islam seperti di Afganistan, Iran atau Pakistan, tetap saja ada Konstitusi dan falsafah hidup dalam aturan bernegara. “Sebagai contoh kita punya Pasal 29 yang daripadanya bisa dibuat Undang-undang Syariah…”, kata saya. Mereka itu adalah Islam Sontoloyo!
Masih ada lagi yang lain… Mereka bilang tidak mengakui Konstitusi… tidak takut melanggar Konstitusi… Karena Konstitusi itu bikinan manusia… Kalau mati, Malaikat tidak akan menanyaiku soal Konstitusi…, katanya. Mereka itu juga termasuk Warga Negara Sontoloyo!
Ada lagi para mantan sahabat yang mengaku Alumni UI, bicara di WA soal Capres: “… SBP itu menghina Islam karena menolak Anies…” Mereka ini mengidentikkan Arab dengan Islam. Tentulah mereka lupa, jaman jahiliahnya Bangsa Arab… Lupa pula, bahwa banyak Nabi, yang notabene semuanya lahir di tanah Arab, tapi dibunuhi pula oleh orang-orang Arab… Kelompok mereka ini adalah kelompok Pribumi yang sudah Kehilangan Nasionalismenya… Mereka adalah Pribumi Sontoloyo!
Begitu banyaknya, mungkin jutaan, Orang-orang Sontoloyo di Tanah Air kita… Belum terhitung para Alat Negara yang hanya plonga-plongo melihat jutaan TKA dari Cina masuk dan siap menjadi Tentara Komunis Cina yang menjajah NKRI… Dan para Profesor Doktor yang hanya Uplek dg “Iptek”-nya tanpa terlihat manfaatnya bagi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat… Mereka adalah ABRI Sontoloyo… dan Profesor-profesor Sontoloyo…!
Belum lagi seratusan juta lainnya rakyat yang Miskin, Telantar, Tuna Karya, tidak berpendidikan dan Buta Politik… Tentu mereka tidak bisa pula diharapkan melawan PKI Gaya Baru yang sedang Memegang Kekuasaan di Negeri ini dengan gigihnya…
Sekalipun begitu, paling tidak masih ada satu-dua juta Warganegara Indonesia… Khususnya yang mengaku Bangsa Indonesia, yang mengaku Bukan Bangsa Témpé, yang mengakui Hari Kebangkitan Nasional, yang mengakui Sumpah Pemuda, yang setia kepada Pancasila dan UUD 1945 serta setia kepada Republik Proklamasi 1945, dan setia kepada Cita-cita Kemerdekaan, yang bersemangat mewujudkan Masyarakat yang Adil dan Makmur… merekalah yang bisa diharapkan menjatuhkan Rezim PKI Gaya Baru sekarang ini… Cukup satu-dua juta saja!
Ada yang bertanya apa definisi PKI Gaya Baru… Yaitu mereka yang setia, yang tanpa pikir panjang mendukung UUD 2002… yang menginginkan Republik Proklamasi Indonesia 1945 hilang dari muka Bumi. Termasuk mereka adalah Kelompok Barat G-7 dan RRC… serta Warga Negara keturunan Cina yang lebih setia kepada Negara Asalnya…. padahal mereka numpang hidup di Indonesia.
Jakarta, Hari Buruh 2024
@SBP
Hizbullah Indonesia
(Agt)