Warga Gaza Tidak Butuh Omon-Omon dan Belas Kasihan, Mereka Butuh Keberanian Kita

Jul 4, 2025

Di tanah suci yang kini bersimbah darah, Gaza menjerit. Bukan hanya karena dentuman rudal atau gemuruh tank-tank yang meluluhlantakkan kehidupan, tapi karena dunia yang diam. Dunia yang hanya menatap, mendoakan, dan berdiskusi tanpa aksi nyata. Gaza kini tidak hanya luka, tetapi juga kehilangan harapan. Dan yang paling memilukan, jeritan itu justru tertuju kepada mereka yang mengaku saudara seiman.

Hari ini, warga Gaza mempertanyakan: Di mana umat Islam? Di mana mereka yang mengaku pengikut Nabi Muhammad, yang shalat lima waktu di barisan terdepan, yang berseru takbir di masjid-masjid besar dengan khusyuk?

Genosida yang Berlangsung di Depan Mata

Sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel ke Jalur Gaza meningkat secara brutal. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Palestina dan berbagai lembaga internasional, hingga pertengahan tahun 2025, lebih dari 120.000 warga sipil Palestina terbunuh, termasuk lebih dari 30.000 anak-anak dan 15.000 perempuan. Ribuan lainnya cacat permanen, kehilangan keluarga, dan tempat tinggal.

Menelisik Jokowi Ketika “Melindungi” Gibran Dari Ancaman Pemakzulkan?

Teori The Prince dan Cara Jokowi Berkuasa.

Prabowo Bubarkan Satgas Saber Pungli Bentukan Jokowi

Pada 15 November 2023, serangan udara Israel menggempur kamp pengungsi Jabalia, menewaskan ratusan dalam satu malam. Disusul 10 Januari 2024, Israel menyerang RS Al-Ahli di Gaza City, merobohkan satu-satunya pusat pelayanan medis yang masih beroperasi saat itu. Hingga 2 Juli 2025, Direktur RS Indonesia, dr. Fadi Al-Batsh, tewas dalam serangan drone yang menghantam ambulans saat mengevakuasi pasien luka.

Semua ini bukan lagi serangkaian “operasi militer”. Ini adalah bentuk pembersihan etnis yang sistematis. Ini adalah genosida dan dunia menyaksikannya.

Pertemuan Prabowo Putin: Berikut Kerjasama yang Akan Dilakukan Indonesia Rusia

Prof. Eggi: diluar kewenangannya KPU lakukan “Genocida” pembantaian Parpol

Duka yang Berulang, Jeritan yang Tak Didengar

Warga Gaza kini tidak butuh lagi pidato-pidato panjang atau doa-doa yang tidak berujung tindakan. Mereka tidak butuh lagi pernyataan kecaman yang dibacakan di gedung-gedung megah dengan AC dan minuman segar. Mereka butuh langkah nyata. Mereka butuh keberanian moral dan politik untuk menghentikan pembantaian ini.

Seorang warga Gaza dalam sebuah video yang viral berkata dengan lantang:
“Kami tidak butuh lagi doa. Cukup sudah. Kami butuh kalian berdiri bersama kami. Jangan biarkan anak-anak kami mati dengan sia-sia, sementara kalian berdiri diam dengan tangan bersih.”

Bangkitlah Umat Islam dan Para Pecinta Kemanusiaan

Pertanyaan terbesar hari ini bukan lagi “Apa yang terjadi di Gaza?”, tetapi “Apa yang telah kita lakukan tentang itu?”

Umat Islam di seluruh dunia harus sadar, bahwa mencintai Nabi Muhammad bukan hanya tentang ibadah ritual, tetapi tentang membela yang tertindas, menegakkan keadilan, dan melawan kezaliman. Islam bukan agama yang hanya diam saat saudara seiman dibantai. Islam mengajarkan keberanian, bukan kenyamanan.

Pecinta kemanusiaan, apapun agamanya, tidak bisa terus diam. Kita tidak boleh membiarkan standar ganda membunuh rasa kemanusiaan kita. Bila dunia bisa bersatu membela Ukraina, mengapa dunia enggan bertindak untuk Palestina?

Tindakan Nyata yang Dibutuhkan Sekarang:

  1. Boikot produk dan perusahaan yang mendukung penjajahan Israel.
  2. Desak pemerintah masing-masing untuk hentikan kerja sama militer dan ekonomi dengan Israel.
  3. Berikan dukungan kemanusiaan konkret kepada warga Palestina lewat lembaga terpercaya.
  4. Gunakan media sosial dan ruang publik untuk menyuarakan fakta-fakta genosida.
  5. Bersatu dalam aksi massa damai menekan organisasi internasional agar bertindak.

Gaza Bukan Sekadar Palestina, Tapi Simbol Nurani Kita

Gaza adalah cermin bagi dunia. Di sana kita diuji, apakah kita manusia yang membela kehidupan, atau sekadar penonton tragedi. Warga Gaza bukan hanya korban, mereka adalah pengingat bahwa doa tanpa tindakan adalah sunyi yang mematikan.

Jika hari ini kita hanya bicara, berdoa, dan menangis dari jauh, tanpa langkah nyata maka kelak sejarah akan mencatat, Umat manusia gagal membela Gaza. Dan saat itu tiba, air mata kita pun tak akan cukup untuk menebus diamnya kita hari ini.

Oleh: Agusto Sulistio – Pegiat Sosmed.